Liputan6.com, Atlanta - Seiring dengan perkembangan remaja, mereka bisa menjadi sangat sadar akan setiap bercak di wajah ataupun peningkatan berat badan. Remaja juga dihujani dengan citra tubuh ideal yang kadang kala dilakukan berbantuan komputer sehingga tidak mungkin ditiru. Pesan yang disampaikan dapat meyakinkan orang bahwa mereka terlalu gemuk, terlalu kurus, terlalu pendek, atau terlalu gemuk.
Seperti dikutip dari webMD pada Kamis (31/12/2015), sebagai orangtua, beruntunglah kita memiliki lebih banyak pengaruh daripada yang kita duga, sehingga dapat membantu remaja melewati masa genting dalam kehidupan mereka dan menciptakan citra tubuh yang positif, tanpa pusing soal ukuran ataupun bentuk.
Baca Juga
Perjuangan perempuan dan lelaki
Advertisement
Di antara halaman demi halaman majalah fashion, tayangan TV, film, dan media sosial, remaja putri bisa menyangka bahwa model dan pesohor memiliki tubuh sempurna dan kulit yang mulus.
Banyak remaja pria yang membandingkan dirinya dengan atlet dan bintang film kekar yang mereka lihat. Mereka merasa tidak puas dengan tubuhnya sendiri jika tubuhnya tidak sebanding.
Baca Juga
Kaum remaja bahkan dapat berisiko mengalami depresi, kekacauan makan, dan perilaku berbahaya lainnya dalam upaya mereka untuk mencapai apa yang mereka kira sebagai tubuh sempurna.
Remaja pria biasanya tidak sekerap remaja putri dalam membicarakan masalah citra tubuh, tapi bukan berarti mereka tidak mengalaminya. Mereka bisa juga berjuang melawan ketidakteraturan makan. Namun orangtua dan dokter bisa meleset tentang itu, walaupun mereka memaklumi persoalan itu pada remaja perempuan.
Jika kita merasa remaja kita sedang bergumul tentang rendahnya rasa percaya diri, sejumlah langkah sederhana berikut ini dapat menjadi awal tindakan. Tentu saja, jika ada perubahan yang sangat pada berat badan atau kebiasaan makan remaja kita, bicarakanlah dengan dokter.
Inilah 5 tips yang dimaksud
1. Jadilah Model Peran Yang Baik. Anak Memperhatikan.
Para remaja sangat memperhatikan gaya hidup, kebiasaan makan, dan sikap kita, bahkan ketika mereka sepertinya acuh ketika kita sedang berbicara. Perhatikanlah contoh yang kita berikan, dan lakukan perubahan jika kita tidak menyukai apa yang kita saksikan. Kita bisa mulai dengan program latihan, makan secara lebih sehat, matikan TV dan bergerak.
Ingatlah, anak kita juga akan meniru sikap kita tentang tubuh. Jadi, kalau kita terus menerus mengkritik ukuran pinggang atau rambut yang menipis, anak akan belajar untuk malah fokus kepada kekurangan, bukannya pada kualitas yang baik.
2. Jadilah positif
Jangan pernah melontarkan ucapan kritik tentang tubuh anak. Jika ia memiliki masalah berat badan, tentunya ia juga menyadari hal itu. Komentar kita hanya akan membuatnya semakin terpuruk dan bisa memperburuk masalah.
Sebaliknya, hargai anak remaja kita. Katakan padanya tentang senyumnya yang menawan, atau pakaian yang membuatnya bersinar. Ketika kita memberikan umpan balik yang positif, kita sedang membangun citra tubuh yang sehat.
Anjurkanlah kebiasaan sehat lainnya, seperti kebersihan dan postur pribadi, kebiasaan tidur yang sehat, dan melepas stres. Ketika anak remaja kita terlalu banyak duduk-duduk di sofa, ajaklah untuk jalan atau lari bersama atau pergi ke tempat kebugaran.
Jika merasa memerlukan bantuan, bicaralah dengan penasehat remaja di sekolah atau dokternya dan bekerja bersama demi mewujudkan suatu rencana gizi dan olahraga.
3. Ajarkan remaja tentang media
Bantulah remaja ktia untuk belajar lebih skeptis tentang apa yang mereka lihat di majalah-majalah, layar, maupun internet. Pastikan remaja kita mengerti adanya airbrushing, edit foto, juru rias, pelatih pribadi, ahli bedah kosmetik, dan sejumlah kiat lain yang menyuburkan industri kecantikan dan budaya selebritas.
Advertisement
Kesehatan lebih penting
4. Kualitas lain di atas penampilan
Dukunglah bakat dan ketrampilan remaja kita yang tidak berkaitan dengan penampilannya—misalnya musik, olahraga, kesenian, dan kegiatan sebagai relawan. Tunjukkan rasa tertarik pada kegemaran dan upayanya. Pujilah hal-hal baik kita sukai pada remaja kita, misalnya bagaimana ia membuat kita tertawa, fokusnya di tugas sekolah, atau bagaimana dia mengasuh adik-adiknya. Sedapat mungkin, fokus pada kesehatan daripada penampilan.
5. Kesehatan sebagai urusan seluruh keluarga
Seluruh keluarga kita akan lebih sehat jika kita menepis makanan sampah dari dalam rumah, memasak sajian bergizi daripada jajan melalui drive-thru, dan tetap bergiat. Tapi tidak perlu melakukan semua sekaligus hanya untuk mendapatkan hasilnya.
Bahkan satu perubahan kecilpun dapat memulai rasa percaya diri kita dan sang remaja, sehingga membantu menuju sasaran-sasaran yang lebih besar. Jika para anggota lain dalam keluarga berbagi perilaku serupa, remaja kita tidak akan merasa terlalu terkucil.
Mulailah kebiasaan makan malam sebagai keluarga, kalau belum. Kemudian, daripada menyalakan televisi, ajaklah jalan kaki sebagai keluarga. Kita bisa juga mengajak remaja ikut kegiatan kebugaran dan pergi berbarengan ke sana.
Silahkan memulai secara perlahan, misalnya dengan menjadi lebih aktif sehari dalam seminggu dan kemudian jalan atau olahraga lebih sering lagi dalam seminggu. Jika kita membuat gaya hidup sehat sebagai bagian dari budaya keluarga, anak akan membangun kebiasaan-kebiasaan baik yang langgeng seumur hidup.