Liputan6.com, Jakarta Remaja dan individu berusia muda di Italia lebih tertarik menganut pola makan orang Barat ketimbang pola makan Mediterania yang justru banyak diikuti oleh individu dari luar Italia. Hanya sepertiga dari penduduk yang berusia 15 sampai 24 tahun yang makan menurut tradisi mereka. Para ahli takut tren semacam ini menyebabkan epidemi obesitas.
Baca Juga
Diet Mediterania yang fokus pada bahan makanan seperti pasta, buah segar, sayuran, ikan, dan sejumlah produk alami seperti minyak zaitun telah lama dikaitkan dengan budaya hidup sehat. Namun, remaja tersebut lebih senang menyantap daging merah yang justru akan berdampak bagi kesehatan jika terlalu sering disantap.
Manfaat diet Mediterania pertama kali diperkenalkan pada 1970 setelah melakukan penelitian di tujuh negara. Setelah diuji coba lalu ada juga yang menggabungkannya dengan pola makan orang Jepang, pelakunya lebih rendah terkena penyakit jantung.
Advertisement
Antonio De Lorenzo dari Tor Vergata mengatakan, jika diukur menggunakan nilai dari 1 sampai 10, rata-rata remaja di Italia hanya mendapat nilai 2 dalam menjalani pola makan sehat. Seperti dikutip dari situs Daily Mail, Rabu (30/12/2015), cukup banyak kematian yang terjadi di sepanjang 2015 gara-gara masyarakatnya terlalu sembrono memilih pola makan yang mereka terapkan.
"Mau kehilangan berapa banyak orang sebelum akhirnya beralih pada gaya hidup sehat?" kata Antonio.