Liputan6.com, Jakarta Rekan-rekan peneliti Adamantidis and Gutierrez Herrera dari Jerman, mengidentifikasi dua penemuan baru dan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature Neuroscience.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pola tidur yang terjadi secara dua tahap yaitu pada gerakan mata saat tidur dan cahaya saat tidur.
Adamantidis and Gutierrez Herrera mengidentifikasi sirkuit saraf baru antara dua daerah otak yaitu hipotalamus dan thalamus (jaringan saraf dalam otak) yang dikaitkan dengan EEG (electroencephalogram) irama saat tidur. Seperti dikutip dari Science Daily, ditulis Senin (04/01/2016).
Advertisement
Baca Juga
Penelitian dilakukan dengan mematikan lampu saat tidur, para peneliti ingin melihat apakah neuron pada jaringan saraf otak terkendali karena cahaya selama tidur atau tidak. Selain itu hal ini juga berhubungan dengan permasalahan gangguan tidur seperti insomnia atau hipersomnia, pasalnya cahaya dapat mengganggu respon mata ketika hendak beristirahat.
Saat cahaya memberikan pengaruh yang cukup tinggi terhadap stimulus otak dan mata, maka seseorang mendapat respon terbangun dari tidurnya. Hal inilah yang kemudian membuat tubuh Anda sering otomatis terbangun di pagi hari saat matahari mulai bersinar terang.Â