Liputan6.com, Jakarta Berat dan panjangnya hanya 10 ons dan 10 inci ketika dilahirkan. Tak heran jika E'layah Faith Pegues dijuluki `salah satu bayi terkecil di dunia` oleh dokter yang membantu kelahirannya. Pada akhir Desember 2015 kemarin atau sekitar 3 bulan kemudian, waktu seharusnya dia dilahirkan, akhirnya bayi E'layah boleh pulang ke rumah.
Megan Smith, ibu E'layah, mengalami masalah ketika mengandungnya. Dia mendapat dua kali serangan stroke, morning sickness, serta darah tinggi. Megan lantas menjalani bed rest pada Agustus dan bedah caesar pada 23 September karena dokter melihat bayi dalam kandungannya berhenti bergerak. Saat itu panjang E'layah hanya 10 inci dan kemungkinannya untuk bertahan hidup sangat kecil, dilansir dari laman Goodhousekeeping, Senin (4/1/2016).
"Sejujurnya, kami tak yakin jika E'layah akan selamat," ucap Dr. Andrew Herman dari Levine Children Hospital. "Dia sangat mungil... Kurasa itu adalah batas dari yang bisa dilakukan teknologi kita," lanjutnya. Â
Advertisement
Baca Juga
Namun Megan dan tunangannya, Eric Pegues menolak untuk menyerah dan memilih untuk tetap berada di rumah sakit menemani putri mereka.
"Kami hanya menolak kemungkinan itu," tulis Megan dalam blog Carolinas HealthCare System. "Kami katakan, kami harus punya keyakinan, karena itulah kami memberinya nama tengah `Faith`. Karena kami tak akan menyerah terhadapnya," tulis Megan.
E'layah yang kini berusia 3 bulan telah berhasil lepas dari alat bantu napas, transfusi darah, serta dinyatakan aman dari komplikasi organnya yang sebelumnya kurang berkembang. Sekarang bobot tubuhnya telah lima kali dari berat sebelumnya.
Tim medis yang membantu kelahirannya menyebut E'layah sebagai bayi ajaib. Bahkan para suster yang merawatnya begitu menyayanginya hingga menjulukinya `tater tot` (sejenis makanan dari kentang berbentuk kecil dan renyah).
"Jika dilahirkan lima atau 10 tahun lalu mungkin dia tak akan selamat," cetus Dr. Herman. "Aku berharap E'layah bisa mendapatkan hidup yang indah dan menjadi anak yang sehat," tandasnya.
Â