Liputan6.com, Jakarta Hingga kini penelitian akan manfaat stem cell atau sel punca masih terus berlangsung. Salah satunya dilakukan oleh PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui Stem Cell and Cancer Institute (SCI).
Pengembangan penelitian ini pun mendapat dukungan penuh dari Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Ristekdikti) Mohamad Nasir.
"Ini kalau kita kembangkan terus menerus, harapan saya penyakit-penyakit yang ada di Indonesia khususnya penyakit degeneratif dapat diperbaiki dengan teknologi ini," terang Nasir saat kunjungannya ke kantor Kalbe yang berada di kawasan Pulo Mas, Jakarta Timur pada Rabu (6/1/2015).
Advertisement
SCI kini sedang mengembangkan penelitian di bidang cell therapy (regenerative medicine dan anti aging), genetically modified stem cell, Nanochitosan-Placenta, hingga Kalstem Media.Â
Baca Juga
Guna mendukung pengembangan penelitian sel punca, dalam kesempatan ini Nasir pun berharap akan adanya sebuah konsorsium bagi 11 Rumah Sakit di Indonesia yang telah mengembangkan sel punca. Dalam pertemuan ini ia harap ada diskusi untuk mengelompokkan pengembangan sel punca berdasarkan bahan mentahnya baik dari sel punca dari tubuh manusia itu sendiri, hewan, atau tumbuhan.
"Sehingga jangan sampai terjadi overlap, jika semua meneliti yang sama nanti tidak akan terjadi pengembangan," tutur Nasir kembali.
Ketika penelitian baik dasar, pra uji klinis, dan uji klinis sudah selesai dan didapatkan hasilnya, Nasir berharap sel punca yang dihasilkan peneliti dapat diekspor ke negara lain. Ia sangat yakin, sel punca bisa jadi pengobatan yang hebat di masa depan.
Hingga kini, sel punca masih dalam tahap penelitian namun hasilnya cukup menggembirakan. Beberapa penyakit seperti jantung koroner, diabetes, stroke setelah dilakukan terapi stem cell hasilnya positif. Mekanisme dasar terapi ini adalah memperbaiki sel-sel tubuh rusak agar berfungsi normal.
Sel yang dipakai untuk memperbaiki berupa sel punca dari tubuh pasien sendiri (autologous) atau dari orang lain (allogeneic).