Sukses

Kunyit dan Temulawak Efektif Atasi DBD

Di Indonesia, bahan alami yang mengandung kurkumin seperti kunyit dan temulawak telah lama digunakan sebagai obat tradisional.

Liputan6.com, Jakarta Di Indonesia, bahan alami yang mengandung kurkumin seperti kunyit dan temulawak telah lama digunakan sebagai obat tradisional. Namun tak banyak yang tahu, bahan aktif itu ternyata juga efektif mengatasi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), khususnya dalam kasus berat.

Seperti disampaikan dr Reni Herman, M. Biomed, kurkumin memiliki efek anti-inflamasi sehingga dapat menghambat infeksi dan aktivitas serotipe virus Dengue (DENV). Padahal, semua serotipe virus ini dapat menyebabkan spektrum penyakit, mulai dari tidak bergejala, dengue fever (DF), dengue haemorrhagic fever (DHF), dan dengue shock syndrome (DSS)

"Kondisi dengue berat kadang sulit diselamatkan. Namun Kurkumin dapat menjadi mediator yang menghambat inflamasi sehingga dapat menurunkan pendarahan," kata Reni saat sidang Gelar doktor dalam bidang Ilmu Biomedik di Universitas Indonesia, Selasa (12/1/2016). 

Meski demikian, kata ‎dia, penelitiannya baru secara in vitro saja hasilnya. Jadi perlu ada kajian yang lebih mendalam terkait dengan manfaat kurkumin untuk infeksi DENV.

"Tantangan untuk terapi infeksi dengue adalah gejala yang tidak khas pada awal infeksi. Hal ini membuat penderita rata-rata datang ke rumah sakit pada hari ketiga hingga kelima di mana suhu tubuh mulai turun, dan terdapat pendarahan dan kadang kegagalan sirkulasi," katanya.

Oleh karena itu, menurut Reni‎, bila efek antiviral dan anti-inflamasi Kurkumin dapat dimanfaatkan untuk infeksi dengue, maka zat aktif ini perlu pengembangan terapi spesifik.

"Infeksi dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, jumlahnya di Indonesia bahkan tertinggi di Asia Tenggara. Vaksin atau terapi belum tersedia sehingga penanggulangan infeksi masih fokus pada efek samping. Walaupun saat ini angka kematian akibat infeksi dengue dapat ditekan hingga hingga kurang dari 1 persen namun angka kesakitan tinggi dan memerlukan perawatan khusus," pungkasnya.