Liputan6.com, Jakarta Informasi ledakan dan aksi baku tembak yang terjadi kemarin (15/1) di Thamrin, Jakarta langsung menyebar luas ke masyarakat termasuk anak-anak. Mereka yang masih di sekolah panik mengetahui hal ini, sementara yang di rumah ikut panik melihat hal tersebut lewat tayangan televisi.
"Kemarin saya dapat informasi dari orang-orang sekitar dan kelompok psikolog usai mengetahui kejadian tersebut banyak anak jadi panik, menangis, dan mematung," tutur psikolog dari Rumah TigaGenerasi, Putu Andani lewat sambungan telepon pada Jumat (15/1/2015).
Baca Juga
Berdasarkan hal tersebut, ia bersama rekan psikolog lainnya pun segera membuat hal-hal yang perlu diperhatikan orangtua kala menghadapi kondisi serupa. Berikut tips kala mendampingi anak bila dalam keadaan panik seperti kemarin seperti diungkapkan Putu berikut ini.
Advertisement
1. Orangtua sebaiknya menenangkan diri terlebih dahulu
Pastikan tidak panik karena jika orangtua panik hal tersebut malah membuat anak ikut panik. "Anak itu melihat figur otoritas, ketika dia panik lalu melihat orangtua panik anak akan mengikuti," terang Putu.
2. Menenangkan anak
Ketika para orangtua sudah merasa tenang, baru diperkenankan untuk menenangkan anak. Biarkan anak menceritakan yang dirasakan, dengar, pikir. Cara menenangkannya berbeda-beda tergantung usia.
- Anak usia dibawah lima tahun
Anak usia ini masih sulit dijelaskan secara verbal, agar membuatnya tenang kita sebagai orangtua bersikap tenang, memeluknya dan mengajaknya bermain. Jauhkan pula akes dari gambar-gambar seram terkait kejadian kemarin.
- Anak usia 6-10 tahun
"Ini jadi ajang belajar baginya, bahwa dalam kehidupan anak terkadang ada kejadian tak terduga atau berbahaya bisa terjadi. Namun tetap ingatkan bahwa ia dikelilingi orangtua, keluarga, guru yang melindunginya," terang Putu.
- Usia remaja
Biasanya, anak-anak usia ini memiliki pengalaman yang lebih banyak. Bisa jadi dalam beberapa tahun terakhir mereka pernah mendengar tentang aksi terorisme atau ledakan bom. Meski mereka sudah tahu, sangat penting pendampingan orangtua oleh karena itu ajak anak berdiskusi akan kejadian ledakan Thamrin.
"Orangtua berperan untuk meluruskan pandangan ank yang salah. Sampaikan kebenaran tanpa menyudutkan kelompok atau golongan tertentu," tutur Putu.