Liputan6.com, Atlanta - Sudah suatu rahasia umum bahwa setelah hamil dan melahirkan banyak pasangan kaget ketika menyadari bahwa kehidupan ranjang mereka sudah tidak sepanas dulu.
Menurut Sheryl Ross, MD, seperti dikutip dari webMD pada Rabu (20/01/2016), memang tidak mengherankan bahwa libido pria dan wanita turun pada 6 hingga 9 bulan pertama setelah kelahiran seorang anak.
Baca Juga
Untuk mengatasinya, berikut ini adalah sejumlah kiat yang patut dipertimbangkan:
Advertisement
Sesuaikan harapan
Pesohor di majalah menyampaikan pesan seakan-akan ukuran tubuh dan kehidupan seksual akan kembali normal hanya dalam beberapa minggu. Sebaliknya, para pakar mengatakan bahwa hormon postpartum (sesudah kelahiran) memang dirancang untuk menekan syahwat.
Kata Ross, “Enam minggu pertama adalah yang paling berat secara hormonal dan jasmani bagi pria dan wanita.” Khususnya bagi sang ibu, kata dia, “Hormonnya tidak teratur. Rendahnya kandungan estrogen seperti pada wanita menopause, vaginanya agak kering, dan hubungan seks menyakitkan. Sewajarnya begitu.”
Sementara itu, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kandungan testosteron pria menurun ketika mereka menjadi seorang ayah. Semakin mereka berinteraksi dengan anak, semakin rendah kadarnya.
Langkah pertama adalah jangan terburu-buru. Ross menuturkan, “Kebanyakan wanita merasa sakit bersenggama hingga masa 3 bulan. Setelah lewat itu, hidup kembali menjadi lebih mudah. Saya katakan kepada pasien wanita, "Perlu sembilan bulan hamil, perlu sembilan bulan lagi bagi tubuh untuk kembali normal.”
Berlibur "dua jam"
Spesialis obgyn, Daniel Roshan, MD, dari New York mengatakan, “Nasehat terbaik untuk memperbaiki libido adalah dengan meminta bantuan (merawat anak). Bantuan juru rawat atau ibu, sepupu, teman, atau tetangga. Saya tidak tahu obat mujarab untuk perbaikan libido (setelah kelahiran). Semua berhubungan dengan kelelahan.”
Lebih dari itu, kurangnya waktu bebas dan bertambahnya tugas rumah tangga menggeser seks ke urutan belakang. Kata Sabitha Pillai, Ph.D, asisten profesor di Center for Human Sexuality Studies di Widener University, “Bahkan liburan selama dua jam dapat membuat perbedaan. Cukup singkat sehingga bayinya masih bisa tanpa susu ataupun formula. Tapi dua jam itu memberi perbedaan (bagi orangtua) secara mental maupun psikologis.”
Sentuhan satu sama lain
Ada suatu ganjalan emosional yang seringkali menjebak orangtua baru. Kata Kat Van Kirk, Ph.D, seorang seksolog klinis di Los Angeles, “Banyak di antara kita yang memindahkan energi emosional kita kepada anak, bukannya menyatakannya pada pasangan.”
Ini berkaitan dengan oksitosin (oxytocin), zat kimia hubungan antar manusia yang terpancar ketika kita berpelukan, berhubungan seksual, dan menyusui.
Ia melanjutkan, “Segera sesudah melahirkan, sang ibu malah mengambil oksitosin dari anaknya. Saya menyaksikan pasangan terpisah baik secara emosional maupun jasmani.”
Untuk kembali ke jalur yang tepat, mulai seringlah mengobrol dan menyentuh untuk menaikkan kadar oksitosin. “Bahkan dalam enam minggu pertama, ketika enggan senggama, luangkan waktu untuk pijat maupun mengurut kaki.”
Yang terpenting, jangan takut untuk mencuri-curi waktu melakukan hubungan seks, entah dengan cara mengatur kencan seks atau memanfaatkan waktu tidur sang bayi. “Bahkan jika itu berlangsung singkat, itu tetap penting. Seks mengarah kepada seks selanjutnya.”