Sukses

Apakah Virus Zika Bisa Ditularkan Lewat Hubungan Seks?

Di sisi lain, para peneliti butuh bukti kuat bahwa virus Zika bisa ditularkan lewat hubungan seksual.

Liputan6.com, London - Bukti ilmiah dengan jelas mengungkapkan virus Zika ditularkan lewat nyamuk jenis Aedes. Namun, ada kekhawatiran virus ini bisa menular lewat hubungan seksual.

Setidaknya ada dua literatur medis yang mengungkapkan hal tersebut. Pertama, yang dipublikasikan pada 2011 yang mengungkapkan seorang ahli biologi dari University of Colorado, Profesor Brian Foy yang mengklaim ia menularkan virus ini ke istrinya lewat hubungan seks.

Profesor Brian digigit nyamuk saat di Bandafassi. Lima hari kemudian, sesampainya di rumah ia sakit dengan gejala kelelahan ekstrem, pergelangan tangan bengkak, ruam, dan nyeri saat buang air kecil. Muncul masalah kulit serta tampak ada darah dalam air maninya seperti dikutip laman Daily Mail, Kamis (28/1/2016).

Beberapa minggu kemudian, istrinya mengalami gejala yang sama. Sementara itu, keempat buah hati mereka tidak mengalami hal ini. Para ilmuwan kemudian mencari tahu apa penyebabnya. Setelah dilakukan serangkaian tes, disimpulkan hubungan kontak seksual merupakan penyebab paling mungkin.

Profesor Brian dan beberapa peneliti lain menuliskan hal ini dalam Jurnal Emerging Infectious Disease. Mereka meyakini kasus ini contoh pertama penularan virus yang semula ditularkan oleh gigitan nyamuk menjadi antarmanusia.

Selanjutnya, kasus kedua terjadi pada pasien asal Tahiti yang terdapat virus Zika pada air mani. Para peneliti menyimpulkan kondisi ini bisa ditularkan lewat hubungan seksual. Penelitian terhadap kasus ini dipublikasikan tahun lalu pada Jurnal Emerging Infectious Disease.

Menanggapi kemungkinan hubungan seksual bisa menularkan virus Zika, para peneliti lain masih ragu-ragu akan hal ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pada minggu ini, belum cukup bukti yang menunjukkan virus Zika bisa ditularkan melalui hubungan seksual.

"Nyamuk Aedes bisa menularkan Zika sudah dipahami dengan baik, sementara bukti penularan dengan cara lain masih terbatas buktinya," terang pernyataan dari WHO.

Video Terkini