Sukses

Chatting di Malam Hari Pengaruhi Kualitas Hidup Anak

Kebiasaan ini mempengaruhi kualitas tidur hingga prestasi anak

Liputan6.com, Jakarta American Academy of Pediatrics melaporkan penggunaan media sosial di kalangan anak-anak dari segala usia meningkat secara drastis. Studi baru menghubungkan antara kebiasaan chatting di malam hari yang dilakukan oleh para remaja di Amerika terhadap kualitas tidur, kesehatan, hingga sekolah.

Peneliti telah menemukan bahwa anak-anak pada usia 8 sampai 18 tahun menggunakan perangkat elektronik atau gadget mereka sekitar tujuh jam bahkan hampir setiap tengah jam setiap hari. "Mereka (anak) yang menggunakan gadget cenderung tidur larut malam dan bangun terlambat. Ketika mereka melawan kebiasaan alami anak menjadi kurang efisien dalam hidupnya", ujar penulis studi Xue Ming seorang profesor ilmu saraf dan neurologi di Rutgers New Jersey Medical School. Dikutip dari Science Daily, Kamis (28/01/2016).

Penelitian Ming merupakan bagian dari hasil bukti yang kecil, namun semakin banyak bukti tentang efek negatif dari penggunaan gawai terhadap kualitas tidur dan sekolah. Ming mengatakan, penelitian ini difokuskan secara khusus pada pengaruh dari pesan instan yang dilakukan anak.

"Selama beberapa tahun terakhir saya telah melihat peningkatan penggunaan smartphone pada pasien yang berhubungan dengan masalah tidur," kata Ming. Ming ingin melihat bagaimana pengaruh chatting terutama dari lampu yang memancar dari layar smartphone terkait kualitas tidur juga prestasi akademis anak.

Penelitian ini dilakukan di tiga sekolah menengah atas di New Jersey dan mengevaluasi 1.537 tanggapan berdasarkan jenis kelamin, durasi pesan dan apakah reaksi pesan singkat itu saat sebelum atau sesudah lampu dari layar gadget yang keluar.

Penyebabnya datang dari efek cahaya biru yang dipancarkan oleh gadget secara intensif yang terlihat di ruangan gelap. Cahaya tersebut memiliki dampak yang kuat terhadap gejala kantuk di siang hari karena menunda melatonin (kelenjar dalam otak) sehingga menyebabkan seseorang kesulitan untuk terlelap, bahkan dalam keadaan mata tertutup.

Ia menemukan anak yang melakukan chatting dalam keadaan kamar yang gelap mendapatkan jam tidur yang lebih sedikit, dan mudah mengantuk saat siang hari. Akibat rasa kantuk di siang hari saat mereka melakukan proses belajar, para anak mendapatkan konsentrasi yang menurun sehingga mempengaruhi kualitas prestasi belajar mereka.

Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Child Neurology.