Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar negara di benua Amerika dihebohkan dengan wabah infeksi virus Zika. Namun, gaungnya terasa hingga Indonesia. Lalu, bagaimana sebenarnya kondisi Indonesia terkait virus Zika saat ini?
Kasus terakhir infeksi virus Zika pernah dilaporkan ke Kementerian Kesehatan RI pada 2014. Kasus ini tidak sengaja ditemukan saat survei dengue di Jambi. Hingga kini, tak ada laporan lagi kasus Zika terbaru di Indonesia seperti dituturkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes.
Baca Juga
Baca Juga
Guna mencegah terinfeksi virus ini, dokter Wiendra pun mengingatkan pembatasan kunjungan terhadap negara-negara yang kini sedang terjadi wabah.
Advertisement
"Jangan mengadakan perjalanan ke tempat yang sedang ada wabah," terang dokter Wiendra di Kemenkes RI pada Jumat (29/1/2016).
Lalu penting diingat vektor virus ini sama dengan demam berdarah yakni dari nyamuk Aedes aegypti. Sehingga langkah terbaik untuk menghindari virus dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Karena vektornya sama DB jadi dihindari dengan PSN yang di dalamnya terdapat 3M Plus," ucap Wiendra lagi.
3M plus yakni menguras, menutup serta memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi jadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypty.
Sementara yang dimaksud Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti 1) menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) menggunakan kelambu saat tidur; 4) memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5) menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.