Sukses

PDEI Apresiasi Pemda DKI Dalam Sediakan 'Dokter Pribadi'

Perhimpunan Dokter Emergensi Indoneisa (PDEI) mengapresiasi program 'Ketok Pintu'

Liputan6.com, Jakarta Perhimpunan Dokter Emergensi Indoneisa (PDEI) mengapresiasi program 'Ketok Pintu' yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang dekat dengan masyarakat.

Seperti disampaikan Ketua PDEI Jakarta, Dr. Abdul Halik Malik, MKM, program ini merupakan bentuk pencegahan dan pertolongan pertama dalam menghadapi bencana bekerjasama dengan Pemprov dan paguyuban masyarakat sampai ke tingkat RT/RW.

"Program ini mengutamakan skrining masalah dan kunjungan rumah. Awalnya di Rusun, sekarang sasarannya hingga ke rumah warga di wilayah Kumuh Padat dan Kumuh Miskin. Untuk itu Ahok saat ini telah menyediakan tim dokter, perawat, dan bidan yang siap turun ke masyarakat untuk setiap 3000 penduduk. Kedepannya, cita-citanyanya tiap rumah di DKI punya dokter atau dalam bahasa Ahok ‘Dokter Pribadi'," katanya melalui siaran pers, Senin (1/2/2016).

Menurut Abdul, dalam kegiatan ini, PDEI juha ikut berperan terutama dalam menunjang layanan pengobatan di puskesmas atau RS Kecamatan di DKI Jakarta atau penagananan semua kasus emergensi. Misalnya bagaimana sikap saat menghadapi banjir, kebakaran dan korban kebakaran, korban kecelakaan lalu lintas, kecelakaan di tempat kerja, bahkan sikap masyarakat dan keluarganya ketika ada yang mengalami serangan jantung, stroke, atau demam berdarah yang marak belakangan ini.

"Untuk membangun ketahanan terhadap bencana, terorisme hingga wabah penyakit maka perlu implementasi kesadaran ‘live saving dan safe community’ dalam suatu masyarakat. Semua mencakup kemampuan untuk bertahan hidup di situasi emergensi dan keterampilan untuk menangani masalah kesehatan secara mandiri baik di rumah atau di mana saja (self care)," ujarnya.

Abdul menambahkan, sebelumnya PDEI Jakarta menggelar Kampanye 'Live Saving & Safe Community' di Car Free Day, Minggu (31/1) pagi. Menurutnya, saat ini Indonesia berada di urutan ke-34 pada World Risk Index Report 2014. Itu artinya, masyarakat Indonesia memiliki level kerentanan yang tergolong tinggi terhadap bencana yaitu sebesar 54,48 persen.

 

Â