Liputan6.com, Jakarta Petugas kesehatan pelabuhan diminta menjaga dan mengantisipasi masuknya orang terinfeksi virus Zika dari daerah atau negara lain yang sudah menjadi basis penyebaran virus dengan gejala mirip demam berdarah dengue (DBD) itu. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang dr Ari Wijana mengatakan, penyebaran virus itu bisa terjadi karena gigitan nyamuk yang telah menggigit orang yang terinfeksi.
"Jadi seandainya ada pasien yang pernah digigit nyamuk yang punya virus Zika ada di Kota Kupang maka bisa dimungkinkan menyebar ke warga lainnya," katanya kepada Antara di Kupang, Rabu. Karena itu, mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang itu meminta warga atau orang yang baru masuk ke Kota Kupang dan berasal dari daerah atau negara yang endemik virus tersebut, untuk melaporkan diri ke pusat layanan kesehatan yang ada.
Dengan langkah itu, maka orang tersebut akan langsung diperiksa darahnya, biar diketahui status dan riwayat kesehatannya termasuk kemungkinan terinfeksi virus zika itu. Aparat atau petugas kesehatan pelabuhan yang ada di setiap pelabuhan dan bandara diharapkan bisa langsung melakukan pemeriksaan di tempat tersebut, jika diketahui ada warga atau penumpang mendarat yang mencurigakan. "Jika dari aspek amatan terlihat mencurigakan dan memiliki gejala terkena virus, saya kira bisa langsung diperiksa oleh petugas kesehatan pelabuhan," katanya.
Advertisement
Kota Kupang yang adalah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah daerah terbuka yang berbatasan dengan Australia dan Timor Leste. Pelabuhan laut, bandara dan terminal lintas negara menjadi pintu masuk sejumlah warga dari luar termasuk dari dua negara tersebut. Dengan kondisi itulah, peluang penyebaran virus itu sangatlah terbuka. Karenanya langkah antisipatif penting dilakukan agar tidak menyebar di daerah ini.
"Petugas kesehatan pelabuhan adalah petugas kementerian yang sifatnya vertikal, jadi diharapkan sudah mendapat imbauan untuk lakukan antisipasi ini," katanya. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Kornelis Kodi Mete terpisah memastikan provinsi berbasis kepulauan itu belum terserang virus zika yang diidentifikasi mulai masuk ke Indonesia dari sejumlah negara tropis dunia.
"Hingga saat ini kita pastikan virus itu belum masuk ke wilayah NTT. Namun demikian antisipasi penyakit yang gejalanya sama seperti demam berdarah dengue itu terus dilakukan pemerintah," katanya. Menurut dia, secara kelembagaan dinas kesehatan di seluruh daerah provinsi seribu pulau itu telah diinstruksikan untuk terus melakukan sosialisasi dan aksi antisipasi dengan pola hidup sehat melalui pola 3m yaitu menutup, menguras dan menutup setiap tempat air dan sampah serta pengasapan jika dibutuhkan.
"Pola pencegahannya sama seperti demam berdarah dengue, dan karena itu sudah kita instruksikan ke daerah lakukan hal itu," katanya. Virus Zika dipastikan telah ditemukan di Indonesia pada 2015. Penyebaran virus itu melalui nyamuk Aedes Aegypti dan gejalanya mirip demam berdarah, yang membuat keberadaannya tidak dikenali secara spesifik. Virus itu bisa meluas, terutama di daerah-daerah endemis demam berdarah.
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pertama kali menemukan ada virus Zika di Indonesia. "Awalnya ada wabah dengue (demam berdarah) di Jambi pada Desember 2014-April 2015. Kami diminta memeriksa 103 sampel darah pasien yang diduga kena dengue itu," kata Deputi Direktur Eijkman Herawati Sudoyo di Jakarta.
"Ada satu sampel yang setelah diteliti tak ada indikasi dengue. Setelah dikaji lebih jauh, ditemukan virus Zika dalam sampel pasien itu," ujarnya. Pihak WHO mengatakan, virus zika itu menyebar cepat dan bisa menginfeksi sampai 4 juta orang di Benua Amerika.