Liputan6.com, Jakarta Pole Fitness telah menjadi aktivitas fisik yang diterima beberapa tahun terakhir ini. Namun beberapa orang masih mengecam olahraga ini dan menghubungkannya dengan stereotipe yang tidak tepat.
Baca Juga
Baca Juga
Pejabat keuangan dari UOB Pole Fitness mengatakan, stereotipe tersebut tengah mempengaruhi 150 anggotanya. Olahraga ini menimbulkan pandangan negatif masyarakat yang menilai gerakan ini seperti tarian wanita penghibur di kelab malam.
Advertisement
Padahal pole fitness merupakan jenis olahraga yang cukup keras. Sebab, setiap gerakannya membutuhkan kekuatan fisik serta tubuh yang bugar akibat penggunaan tiang pada setiap gerakannya, yang berfungsi meningkatkan kekuatan otot juga aliran darah lancar.
Pole fitness adalah olahraga yang sebenarnya diperuntukkan bagi pria dan wanita. Namun kebanyakan orang menganggap olahraga ini khusus para wanita. Kojian, salah satu komite dari pole fitness, mengatakan, "Dibandingkan dengan olahraga lain seperti Jiu Jitsu, tinju, dan basket, olahraga ini jauh lebih menantang karena gerakan yang intens memerlukan banyak kekuatan secara fisik dan mental," ucapnya dikutip dari laman The Tab, Jumat (5/2/2016).
Seperti olahraga lainnya, pole fitness membutuhkan latihan yang bertahap untuk meningkatkan penguasaan olahraga ini.
Katie, selaku wakil presiden dari UOB Pole Fitness menjelaskan, "Saya telah melakukan aktivitas ini dalam jangka panjang dan saya pun sudah memenangkan satu kompetisi pole. Namun untuk mendapatkan itu semua saya membutuhkan waktu selama setengah tahun untuk meningkatkan ketahanan fisik dan menguatkan otot-otot tubuh," ujarnya.