Liputan6.com, Jakarta Terkadang keinginan buang air kecil datang pada saat yang tidak tepat. Namun Anda merasa selalu ingin buang air kecil ketika berhubungan intim? Mungkin ada sesuatu yang terjadi pada Anda, termasuk beberapa hal yang patut Anda perhatikan.
Baca Juga
Michael Krychman, MD, adalah seorang direktur eksekutif pada Southern California Center for Sexual Health and Survivorship Medicine. Sedangkan Anita Clayton, MD, merupakan seorang professor psychiatry and neurobehavioral sciences pada University of Virginia. Disini, kedua ahli ini, Krychman and Clayton menjelaskan 4 alasan dibalik keinginan Anda ingin buang air kecil ketika berhubungan intim, dan kapan kondisi tersebut bisa dibilang sebagai suatu masalah bagi Anda, seperti dilansir dari laman Prevention, Rabu (10/2/2016).
1. Posisi tertentu yang dapat memicu keinginan buang air kecil
Advertisement
Jika pasangan Anda mempunyai perut yang besar, posisi seks tertentu bisa menyebabkan perutnya menekan kandung kemih. Hal tersebut bisa menyebabkan Anda merasa ingin buang air kecil. Merubah posisi--katakanlah, dari posisi misionaris menjadi woman-on-top--bisa mengalihkan keinginan buang air kecil.
2. Anda mempunyai masalah kekeringan pada vagina
Kekeringan pada vagina merupakan gejala umum pramenopaus atau menopaus ketika tingkat estrogen menurun. Estrogen membantu menjaga kelembaban dan lubrikasi pada vagina seperti juga saluran urin. Dan ketika membran saluran urin Anda mengering, beberapa wanita akan mengalami sensasi ingin buang air kecil bahkan jika mereka sebenarnya tidak menginginkannya.
Pelembab, pelicin, atau krim estrogen bisa membantu Anda meredam sensasi keinginan buang air kecil.
3. Merasakan nyeri
Jika Anda merasakan nyeri atau rasa terbakar ketika buang air kecil, itu bisa merupakan sebuah pertanda infeksi vagina atau saluran urin. Dan jika Anda mencium bau aneh ketika sedang buang air, atau mendapati ada sedikit warna abu-abu pada urin, temuilah dokter Anda.
4. Bukan hanya ketika berhubungan intim saja
Jika Anda selalu merasa ingin buang air kecil--namun tidak banyak urin yang terproduksi--rahim Anda kemungkinan mengalami “prolapsed”. Apakah itu karena akibat dari usia, pasca melahirkan, atau faktor-faktor lain.
Otot yang menopang rahim bisa jadi melemah, yang mana dapat menyebabkan rahim secara terpisah turun ke vagina Anda. Karena itu, akan menimbulkan tekanan pada kandung kemih.
Jika hal tersebut tidak terlalu mengganggu, kondisi tersebut kemungkinan tidak memerlukan perawatan. Namun tetap berbicaralah kepada dokter Anda mengalami kondisi tersebut. Dalam beberapa kasus, dokter akan meresepkan penggunaan pessaries, atau bahkan mengambil tindakan pembedahan.