Liputan6.com, Jakarta Ada pemandangan berbeda sejak pukul 06.00 pagi ini di Balaikota, Jakarta. Sekitar 100 pelari memenuhi kantor Gubernur yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan. Mereka mengampanyekan Lari 5 Jakarta #BERANIBERUBAH yang merupakan bagian dari inisiatif komunitas Indorunners Jakarta bersama dengan Qlue.
Kegiatan ini cukup menarik karena selain lari, para pelari juga mengunggah kondisi fasilitas umum menggunakan teknologi aplikasi smartphone Qlue. Jadi sebanyak 20 pelari disebar dan dibagi masing-masing lima kelompok di Jakarta Pusat, Barat, Timur, Utara dan
Selatan.
Menurut salah seorang peserta dari perwakilan Jakarta Utara, Slamet Riyadi atau dipanggil Achon (21) kegiatan ini sangat berbeda dengan event lari sebelumnya karena selain sehat kita juga bisa memperbaiki Jakarta.
Advertisement
"Masih banyak ternyata tempat-tempat di Jakarta yang perlu dibenahi kayak misalnya rusaknya jalan pelari, sampah berserakan, sampah dibakar, parkir sembarangan, sampai kondisi lalu lintas yang semrawut jadi bikin polusi," katanya saat diwawancarai Liputan6.com, Sabtu (13/2/2016).Â
Baca Juga
Founder QLUE, Rama Raditya mengatakan, selama ini aplikasi smartphone ini memang fokus pada pembangunan Jakarta sebagai Smart City. Dia sangat mendukung pemerintah provinsi mewujudkan mimpi Jakarta baru.
"Mau secanggih apapun smartphone Anda, smart city tidak akan terwujud kalau people-nya nggak smart. Semua orang harus teredukasi agar kota ini menjadi lebih baik. Fokus pada perubahan dan perbaikan fasilitas umum demi lingkungan dan mobilitas kita juga," katanya.
Hingga saat ini, kata Rama ada 45 ribu laporan setiap harinya. Beberapa di antaranya sudah teratasi namun 10 persen lainnya sulit dibenahi karena perlu koordinasi seperti PLN, Telkom dan sebagainya.
Harapannya dengan adanya Lari 5 Jakarta ini, dapat menjadi salah satu pelopor perubahan untuk mengubah pola pikir masyarakat agar lebih peduli dan menjaga setiap fasilitas umum yang mereka gunakan sehari-hari. Selain itu masyarakat juga menjadi lebih peka dan paham bagaimana caranya untuk mengubah keluhan menjadi aspirasi positif menggunakan teknologi.
Founder Indorunners Yasha Chatab turut berkomentar. Dia mengatakan, Lari 5 Jakarta ini bukan ajang lomba lari tapi sebagai wujud masyarakat yang peduli terhadap lingkungannya.
"Indorunners merasa lari nggak cuma carfree day. Karena ada beberapa hal nggak terduga, misalnya ada beberapa di antara kami yang suka lari malam, ya kami mohon secara penerangan perlu diperhatikan. Begitu juga lintasan yang ada genangan air, ternyata itu lubang. Kami juga menyarankan ada rambu lari supaya aman," tuturnya.Â
Pengalaman berlari ini juga disampaikan Gubernur DKI Jakarta Ir. Basuki Tjahaja Purnama MM atau akrab disapa Ahok, beserta jajaran. Ahok sangat mengapresiasi kegiatan Lari 5 Jakarta ini.
"Mesin utama smart city Jakarta sekarang, Qlue. Tapi tanpa partisipasi masyarakat juga nggak ada guna. Ini produk lokal, lho. Di dunia nggak ada sistem yang jelimet seperti ini. Gimana caranya? Tekan kepala daerah dengan melaporkan apapun. Nggak ada pilihan lagi, mereka harus dicambuk. Kalau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) nggak mau kerja, kita ganti pemain," ujarnya.
Ahok menambahkan, dalam aplikasi Qlue Transit juga sangat menarik dan dijadikan bahan evaluasi. "Laporan bus Transjakarta aja nggak cukup, itu kan pembagian penumpang nggak beres. Yang terjadi sekarang, masyarakat nggak tau bus kapan lewat jadi yang satu penuh, di belakangnya kosong. Inilah Qlue Transit yang mengatur. Saya yakin anak muda idenya banyak. Nanti kita lihat masalahnya apa, tapi kita harus kerjasama. Segera wujudkan Jakarta smart city," pungkasnya.
Â