Liputan6.com, Jakarta Apabila pria dua kali lebih berisiko mengembangkan penyakit infeksi menular seksual akibat terlalu sering gonta-ganti pasangan seks oral (oral sex), wanita justru lebih kecil kemungkinan mengembangkan kanker tenggorokan dan mulut.
Dosen ilmu epidemiologi di Johns Hopkins University di Baltimore, Maryland, Gypsyamber D'Souza, mengatakan, pria kulit putih paruh baya paling rentan tertular dibanding ras lain. Juga pada pria usia muda yang terlalu dini terlibat seks oral.
"Penelitian kami menunjukkan, pria dengan jumlah pasangan seks oral yang terlalu banyak, meningkatkan risiko infeksi HPV," kata Gypsyamber dikutip dari Daily Mail, Senin (15/2/2016). Berbeda dengan wanita yang justru tidak berisiko mengalami kondisi itu, meski pasangan seks mulutnya lebih dari satu atau tiga orang.
Advertisement
Menurut Gypsyamber, ini bisa terjadi karena wanita memiliki respons imun yang kuat terkait HPV. Begitu didiagnosis mengidap penyakit tersebut, mereka langsung mencari bantuan guna mendapatkan vaksin HPV.
Sedangkan pria yang didiagnosis terinfeksi penyakit menular seksual lebih rentan mengembangkan kanker.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Januari 2015 di Journal of American Medical Association (JAMA), menyebut, oral sex atau seks oral dapat meningkatkan risiko kanker kepala dan leher sebesar 22 persen. Kanker jenis ini terus meningkat sebesar 225 persen dalam dua puluh tahun ini.
Melihat kenyataan ini, US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mendesak laki-laki dan perempuan usia remaja melakukan vaksinasi HPV guna melindungi diri terhadap serangan infeksi sebelum mereka aktif berhubungan seksual.