Liputan6.com, Jakarta Wanita tak segan lagi membicarakan lendir pada organ vitalnya (Miss V) yang bisa menjadi pelumas atau keputihan.
Baca Juga
Cairan ini dalam bahasa medis disebut dengan vaginal discharge. Seperti dikutip dari Goodhousekeeping.com, Selasa (16/02/2016) wanita perlu mengetahui fakta terkait cairan ini dalam warna, aroma, dan tekstur serta perubahan yang mungkin terjadi untuk tetap berada di kondisi sehat.
1. Wanita sedang berovulasi
Advertisement
Jika debit cairan berwarna bening seperti putih telur mentah bertanda bahwa wanita sedang berovulasi (ovarium melepaskan sel telur matang yang akan melewati tabung falopi sehingga dapat dibuahi).
"Tepat sebelum masa ovulasi, wanita mungkin melihat peningkatan yang jelas dari debit cairan", jelas Hilda Hutcherson, MD, profesor Obstetri dan Ginekologi di Columbia University College of Physicians dan Surgeons.
Cairan lengket tersebut memudahkan sperma untuk melakukan perjalanan ke telur.
Akan Haid atau Sedang Stres?
2. Menuju masa periode
Beberapa hari setelah ovulasi, debit cairan Miss V akan mulai melambat lagi. Jika siklus ini cukup biasa, biasanya wanita akan mendapatkan haid sekitar 14 hari setelah ia berovulasi.
"Perempuan juga dapat melihat secara berkala cairan putih tersebut," ujar Dr. Hutcherson. Selama itu tidak berbau dan tidak gatal atau terasa seperti terbakar, itu normal dan akan mereda dalam beberapa hari.
3. Alami stres
Stres pengaruhi jumlah debit cairan Miss V dan hal ini bukan merupakan masalah besar. Dengan mengelola emosi diri, cairan Miss V akan kembali normal.
Advertisement
Bercak Darah hingga Infeksi
4. Ada bercakan darah
Wanita tidak perlu panik saat mengalami kondisi ini. Keadaan ini biasanya terjadi akibat sisa darah dari mestruasi.
Namun jangan menganggap enteng karena debit darah pun bisa menjadi suatu tanda yang serius. "Ada kemungkinan bahwa vagina mengalami infeksi rahim, panggul, atau kehamilan," Hutcherson menjelaskan.
5. Akibat infeksi
Ada tiga cara debit dapat menunjukkan bahwa adanya untuk infeksi pada Miss V. Di mana debit normal yang relatif tidak berbau, berubah menjadi bau seperti bau busuk atau amis, selain itu tekstur dari cairan pun dapat menunjukkan adanya infeksi atau tumbuhnya jamur pada Miss V.
Menurut Hutcherson, warna yang harus diperhatikan adalah keabu-abuan (gejala umum dari bakteri vaginosis jika disertai dengan bau busuk), kuning atau hijau (yang bisa menunjukkan bahwa sel-sel darah putih terlibat infeksi menular seksual), atau cokelat (yang disebabkan oleh darah kering, yang bisa mengisyaratkan adanya infeksi yang menyebabkan peradangan utama).
Jika wanita sudah mengalami perubahan warna dan bau, tindakan medis harus segera mereka dapatkan serta menjelaskan secara jelas kepada dokter.