Liputan6.com, Jakarta Banyak orang bertanya-tanya bisa tidak penyuka sesama jenis (homoseksual) atau pria dan wanita (biseksual) menjadi heteroseksual. Praktisi hipnoterapi klinis, Widya Saraswati, CCH, CT menyatakan kaum homoseksual dan biseksual bisa dipulihkan dengan teknologi pikiran.
"Selama penyebabnya bukan hormonal atau ketidakseimbangan kromosom XY, bisa dipulihkan menjadi heteroseksual," terang Widya saat dihubungi Health-Liputan6.com pada Jumat (19/2/2016).
Baca Juga
Bila penyebabnya dipicu hal-hal yang terjadi di masa lalu seperti korban predator, figur otoritas agama, gaya hidup, luka batin yang membuatnya kini menjadi homoseksual dan heteroseksual, bisa dibantu pakar hipnoterapis klinis. Keberhasilan bisa terjadi dengan syarat orang yang bersangkutan mau dan menginginkan berubah.
Advertisement
"Selama yang bersangkutan menginginkan dan setuju berubah, hipnoterapis dalam hal ini bisa membantu. Namun jika orang lain yang menginginkan, tapi yang bersangkutan tidak menginginkan itu nggak bisa," tekan wanita yang aktif menjadi hipnoterapis klinis sejak 2011 ini.
Hipnoterapi akan membantu yang bersangkutan menemukan apa yang menjadi penyebab orientasi seksualnya bukan heteroseksual. Penyebabnya ini tersimpan di dalam pikiran bawah sadar dan tidak mudah diakses lewat pikiran sadar.
Oleh karena itu, hipnoterapis akan membawa pikiran orang tersebut dalam kondisi rileks yang sangat dalam (deep trance). Sehingga gelombang otak turun di tetha dan delta.
"Jika akar masalah ditemukan dan diselesaikan pada level bawah sadar itu bisa (dipulihkan)," tutur wanita yang berpraktik di Growing Heart Clinic dan DENATA Clinic ini.Â
Tentu dalam setiap kasus, berbeda pula penanganannya termasuk lama pemulihannya. Berdasarkan pengalaman praktiknya, rata-rata sekitar empat hingga lima kali terapi bisa membantu memulihkan orang tersebut menjadi heteroseksual.
"Hasilnya oke, dalam artian berubah, orientasinya berubah, ia jadi tertarik pada lawan jenis," ungkapnya.Â
Perkara cepat dan lambatnya pemulihan tergantung dari keterampilan terapis, kerjasama terapis dengan klien serta tergantung pada komitmen klien itu sendiri.Â