Liputan6.com, New York - Menjadi orangtua adalah tantangan yang cukup berat. Apalagi kalau harus menjadi orangtua tiri, jelaslah bukan untuk orang yang ciut nyalinya. Ada beragam kisah yang dapat dibagikan.
Dikutip dari Huffington Post pada Jumat (19/2/2016), sejumlah pembaca dan blogger yang merupakan orangtua tiri menuliskan sejumlah hal yang belum pernah mereka ketahui sebelum menjadi orangtua tiri.
Baca Juga
Baca Juga
1. Tidak ada yang menjelaskan bahwa menjadi orangtua tiri akan sangat menguji percaya diri seseorang. Anak-anak mengabaikan, betapapun baiknya kita. Kebanyakan keputusan dalam hidup digariskan oleh mantan pasangan dan masyarakat langsung memandang kita sebagai penghancur rumahtangga orang lain (walaupun kita bertemu dengan pasangan setelah ia putus).
Advertisement
Semua harus dihadapi dengan percaya diri. Tanpa kesadaran penuh tentang diri, rasa tidak aman akan menggoyahkan setiap gerak-gerik kita. –Jennifer Korf, pendamping keluarga tiri bersertifikat.
2. Tidak ada yang menceritakan bagaimana sang mantan berdampak kepada hubungan dan keluarga baru kita melalui apa yang dilakukan atau tidak dilakukan sang mantan. –Nicholas Golden
3. Tidak ada yang memberitahu bahwa menjadi orangtua itu tidak secara naluriah. Saya kira naluri keibuan saya akan menjadi tanggapan dengan sendirinya terhadap anak-anak tiri saya. Ternyata tidak begitu. –Janelle Dexheimer
4. Tidak ada yang memberitahu betapa rumitnya menyeimbangkan tuntutan peran-peran kita. Kita menjadi tempat yang aman bagi anak tiri kita untuk mencurahkan perasaannya dan tidak bisa membahas itu dengan orangtuanya sendiri.
Awalnya kita senang karena mereka akhirnya mempercayai kita, namun kemudian kita menyadari bahwa hal ini bisa menjadi masalah besar. Kalau saya kemudian menceritakan kepada ayah atau ibu anak itu, anak-anak tiri itu merasa saya telah mengkhianati mereka. –Kerri Mingoia.Â
Cintai anak tiri dengan keramahan
5. Tidak ada yang memberitahu bahwa ketika anak-anak melibatkan kita daripada orangtuanya menjadi perasaan terbaik di seluruh dunia, seakan-akan kita akhirnya memulai suatu masyarakat rahasia. –Jenna Korf
6. Tidak ada yang memberitahu bahwa kita tidak perlu mencintai anak tiri kita. Dari sejumlah nasehat tentang menjadi orangtua tiri, amaran untuk mencintai anak tiri seperti mencintai diri sendiri adalah yang terburuk.
Jatuh cinta kepada seseorang tidak langsung menjamin kita mencintai anak-anaknya dan ini bukan merupakan syarat untuk menjadi keluarga tiri yang bahagia dan berhasil.
Sebagai orangtua tiri, berupayalah untuk mencintai dengan cara melakukan keramahan dan hormat. Kalau cintanya bersemi, anggaplah sebagai bonus. –Brenda Ockun, penerbit StepMom Magazine.
7. Tidak ada yang memberitahu bahwa tanpa peduli dengan seberapa pun lamanya orangtua telah berpisah, anak-anak akan terus menyalahkan kita untuk kenyataan bahwa orangtua mereka sekarang tidak bersama lagi. –Angela Robbins
8. Tidak ada yang memberitahu bahwa anak-anak tiri sesungguhnya memerlukan seorang teman, bukan pengganti orangtua. Lebih penting lagi, seorang dewasa yang dapat mereka percaya tapi tidak memproyeksikan kebutuhan kepada mereka. –Bleakney Ray
9. Tidak ada yang memberitahukan tentang perasaan luar biasa ketika anak-anak tiri menerima saudara-saudara tirinya dengan segenap hati sebagai saudara-saudara sepenuhnya –Nicholas Golden.
10. Kalau kita dan orangtua mereka bercerai, tidak ada yang memberitahukan kepada kita betapa sakinya perasaan ketika ‘anak-anak kita’ diambil daripada kita –Rachel Bednarek.
11. Tidak ada yang memberitahu bahwa hubungan dengan pasangan kita adalah nomor wahid. Salah satu kesalahan pasangan tiri adalah mendorong kebutuhan hubungan ke paling belakang.
Keluarga tiri tidak dapat bertahan tanpa pasangan yang terkait satu sama lain secara kuat untuk mengemudikan bahtera keluarga. Mengutamakan hubungan bukan dilakukan untuk mengorbankan anak-anak, tapi dilakukan demi mereka. –Brenda Ockun
12. Tidak ada yang memberitahu betapa menyenangkannya menyadari bahwa anak-anak tiri mencintai kita karena kita menjadi diri sendiri. Bukan karena pernah melahirkan mereka, tapi hanya karena kita menjadi apa adanya. –Kerry Mingoia.
Advertisement