Liputan6.com, New York- Orang yang memiliki gangguan kesehatan mental biasanya menikah dengan orang yang juga memiliki kondisi yang sama.
Hal ini diketahui lewat studi yang dilakukan peneliti dari Swedia terhadap 700.000 data kesehatan dari 1973-2009. Sekitar 70.000 di antaranya merupakan orang dengan skizofrenia, 10 gangguan kesehatan mental lain, serta orang yang alami sakit kronis.
Baca Juga
Setelah dilihat dengan data pernikahan mereka, terlihat pola pernikahan pada orang dengan kondisi gangguan kesehatan mental yang berbeda dengan sakit kronis seperti diabetes, multiple sclerosis.
Advertisement
Nah, pada orang dengan gangguan kejiwaan cenderung menikah dan memiliki anak dengan orang gangguan jiwa yang sama atau pun gangguan kesehatan mental lain. Sementara itu mereka yang sakit fisik kronis, tidak seperti itu. Misalnya orang diabetes, tidak akan menikah dengan orang yang memiliki riwayat kesehatan yang sama.
Dalam studi ini tidak dijelaskan alasan orang dengan gangguan kesehatan jiwa seperti depresi atau skizofrenia cenderung memilih orang dengan kondisi yang sama. Dan sistem mekanisme di balik fenomena ini juga masih belum jelas.
Namun salah satu kemungkinan alasannya yakni mereka cenderung memilih pasangan yang memiliki sifat-sifat yang mirip dengannya. Hal ini diungkapkan salah satu peneliti dari Karolinska Institutet, Swedia, Ashley E. Nordsletten kepada Live Science, Kamis (25/2/2016).
Satu hal yang penting ditekankan lewat hasil penelitian ini adalah kemungkinan anak mereka memiliki kondisi yang sama. Menurut psikolog yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Scott Wetzler, ketika dua orang menikah dengan kondisi gangguan kejiwaan, risiko anaknya mengalami kondisi yang sama meningkat.