Sukses

Dampak Gerhana Matahari Total Dapat Terjadi pada Siapa Saja

Dampak dari Gerhana Matahari Total dapat menimpa siapa saja. Baik anak-anak, orang dewasa, remaja, dan manula

Liputan6.com, Jakarta Gerhana Matahari Total (GMT) akan menyapa masyarakat Indonesia pada Rabu pagi, 9 Maret 2016. Namun, hanya ada delapan titik di Indonesia yang bakal disinggahi gerhana matahari ini. Mulai dari Palembang, Bangka Belitung, sampai wilayah Sulawesi Selatan.

Karena fenomena alam ini tidak terjadi setahun sekali, baru akan terjadi lagi pada 2042, baik turis lokal maupun turis asing akan berbondong-bodong memenuhi delapan titik tersebut.

Sejumlah pakar menyarankan untuk tidak melihat gerhana matahari dengan mata telanjang. Gunakan kacamata dan teropong khusus yang dilapisi filter perak. "Jika tidak, yang dikhawatirkan yaitu retinopati mata menjadi rusak," kata Dr Surya Utama, SpM.

Menurut Surya, siapa saja rentan mengalami kondisi ini. Baik manula, orang dewasa, remaja, sampai anak-anak, pasti akan terkena jika melihat Gerhana Matahari Total tanpa alat bantu.

"Kerusakan itu langsung terjadi, tidak menunggu waktu lama. Tidak ada dua jam atau satu hari kemudian baru terjadi. Sinarnya itu langsung menembus ke belakang mata," kata Surya, Sub Spesialis Vitreoretina di Eka Hospital Pekanbaru, Riau, kepada Health-Liputan6.com, Senin (7/3/2016)

Ia mencontohkan, tukang las saja harus memakai pelindung karena sinarnya berisiko merusak mata. Apalagi kita yang mau melihat sumber cahaya yang lebih kuat dari sekadar api buatan?

"Tanpa kacamata, paparan cahaya langsung kena mata kita dan kita langsung merasakan gejala yang semakin berat. Perlahan terjadi kemunduran penglihatan," kata Surya.

Lebih baik gunakan kacamata atau melihat Gerhana Matahari Total 2016 di rumah melalui layar televisi.