Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganalisis terjadinya peningkatan jumlah individu yang meninggal dunia gara-gara kanker akibat gaya hidup pada masyarakat di negara berkembang.
"Memang ada keterkaitan yang sangat kuat antara pola makan, gaya hidup, obesitas, dan kanker. Apa yang kita makan, aktivitas fisik apa yang kita lakukan, akan berdampak pada kehidupan kita di masa akan datang," kata Konsultan Senior General Surgeon dari The Surgical Practice (TSP Clinics) Singapura, Dr Kan Yuk Man, MB CHB, FRCS ditulis Selasa (8/3/2016).Â
Baca Juga
Baca Juga
Belum lagi jumlah perokok dan orang yang mengalami kelebihan berat badan yang terus bertambah. Sehingga kanker masih menduduki peringkat teratas sebagai penyakit yang paling mengancam jiwa.
Advertisement
Menurut Kan Yuk Man, konsumsi makanan berkalori tinggi secara berlebihan adalah penyebab terbesar obesitas. Tak heran bila risiko diabetes, hipertensi, kanker, stroke, dan penyakit jantung meningkat.
Ia menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan antioksidan, rendah lemak hewani, serta serat yang tinggi. Karena ketiga jenis makanan itu dapat menekan risiko kanker. "Dengan mengonsumsi makanan sehat, meninggalkan makanan cepat saji, secara tidak langsung membantu kita terhindar dari masalah kanker," ujar dia.Â
Bagi mereka yang divonis dengan kanker, dapat menjalani diet untuk menekan penyebaran sel-sel kanker. Tentunya ditambah dengan melakukan perawatan medis. Sebab, kata Kan Yuk Man, kemajuan teknologi di bidang medis saat ini mampu mengobati kanker hingga 90 persen.
Sedangkan untuk menangani obesitas, selain dengan diet juga bisa menempuh jalur medis. Operasi bypass lambung kerap dipilih bagi mereka yang obesitas untuk membantu menurunkan berat badannya. Jalan ini telah terbukti memberikan hasil yang baik pada orang-orang yang terlalu gemuk dengan cara yang mudah dan cepat.
Cukup dengan membuat lubang kecil (laparoskopi), pasien dapat tinggal beberapa hari di rumah sakit, dan tak lama setelahnya dapat merasakan manfaatnya.