Sukses

Ini Efek Samping Terapi Oksigen Hiperbarik

Seperti prosedur medis lainnya, terapi oksigen hiperbarik ini juga mempunyai beberapa risiko.

Liputan6.com, Jakarta Ketika menjalani terapi oksigen hiperbarik (HBOT), Anda bernapas dengan oksigen murni di dalam ruangan bertekanan tinggi. Seringkali, tekanannya berkisar antara 1,5 dan 3 kali lebih besar dibandingkan tekanan udara normal.

Terapi ini pertama kali ditemukan oleh seorang pendeta Inggris, Henshaw, yang membangun struktur yang disebut domicilium. Terapi tersebut lantas digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit klinis dan mengatasi masalah kekurangan oksigen yang biasa dialami para penyelam laut dalam.

Kini terapi oksigen hiperbarik digunakan untuk mengatasi beberapa kondisi, mulai dari luka bakar berat hingga keracunan karbon monoksida. Namun, seperti prosedur medis lainnya, terapi ini juga mempunyai beberapa risiko. 

Berikut efek samping dan kemungkinan komplikasi terapi oksigen hiperbarik seperti ditulis oleh laman Hopkinsmedicine.org, dikutip Selasa (15/3/2016).

Selama proses terapi oksigen hiperbarik, Anda akan berbaring di meja dalam ruangan tertutup dan menghirup oksigen sementara tekanan udara dalam ruangan tersebut perlahan meningkat. Terapi ini umumnya berlangsung selama 3 menit atau hingga 2 jam sebelum tekanan udara kembali ke level normal.

Karena tekanan dalam ruangan tersebut begitu tinggi, beberapa orang mungkin akan merasa kurang nyaman ketika berada di dalamnya. Anda mungkin akan merasakan sakit atau sensasi berdenyut di telinga.

Jika dilakukan dengan prosedur yang benar oleh staf medis terlatih di lokasi yang telah ditetapkan, terapi oksigen hiperbarik dianggap cukup aman. Untuk mencegah keracunan oksigen, beberapa orang perlu mengambil jeda sejenak di antara waktu terapi dan bernapas "normal" untuk mencegah jaringan di tubuh terlalu banyak menyerap oksigen.

Dosis oksigen yang diberikan ketika terapi harus dipastikan secara spesifik untuk setiap orang. Petugas medis yang menangani Anda perlu mempertimbangkan riwayat kesehatan, keluhan kesehatan, serta usia Anda untuk mencegah efek samping serta komplikasi.

Kemungkinan gejala atau efek samping setelah melakukan terapi oksigen hiperbarik meliputi kelelahan dan perasaan melayang. Sedangkan kompilasi yang lebih serius adalah sebagai berikut:

- Kerusakan paru-paru
- Kebocoran atau keluarnya cairan dari telinga bagian dalam
- Kerusakan di bagian sinus
- Perubahan penglihatan, menyebabkan rabun jauh atau myopia
- Keracunan oksigen. Ini bisa berakibat pada kegagalan pernapasan, cairan di paru-paru, atau kejang

Efek samping tersebut umumnya bersifat ringan selama terapi oksigen hiperbarik tak berlangsung lebih dari 2 jam dan tekanan di dalam ruangan kurang dari 3 kali dari tekanan normal atmosfer.