Liputan6.com, Jakarta Badan Kesehatan Dunia (WHO) terus berusaha mencari cara untuk meredam wabah virus Zika yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Mendapatkan cara terbaik untuk mengendalikan nyamuk ini bisa jadi cara untuk melawan merebaknya kasus Zika.
Setelah melalui pertemuan dengan Vector Control Advisory Group (VCAG) pada awal minggu lalu, WHO menyatakan ada lima potensi 'senjata' untuk mengendalikan nyamuk ini.
Tiga di antaranya yakni sterilisasi serangga, penangkapan vektor, dan umpan gula beracun untuk menarik serta membunuh nyamuk. Namun tiga cara ini masih dalam uji coba tahap awal seperti diungkap WHO.
Advertisement
Baca Juga
Lalu, pada Jumat, 18 Maret 2016 lalu WHO melakukan uji coba untuk mengurangi populasi nyamuk dengan pelepasan nyamuk yang telah mengalami modifikasi genetika dan bakteri Wolbachia untuk menghentikan penetasan telur nyamuk.
"Ini merupakan penyebaran percontohan dengan waktu terbatas disertai monitoring dan evaluasi ketat," seperti diungkap WHO, dikutip dari Channelnewsasia, Senin (21/3/2016).
Bakteri Wolbachia tidak akan menginfeksi manusia. Namun keberadaan bakteri ini membuat telur dari hasil perkawinan nyamuk pria dan wanita gagal menetas. Nyamuk pembawa Wolbachia telah terbukti mengurangi penularan demam berdarah, penyakit yang dibawa nyamuk lain.
Sementara itu nyamuk yang mengalami modifikasi genetika dikembangkan oleh sebuah perusahaan Inggris, Intrexon. Hal ini akan membuat keturunan mereka akan mati sebelum mencapai usia dewasa maupun reproduksi.