Liputan6.com, Jakarta Donasi bantuan kemanusiaan yang dihimpun dari masyarakat Indonesia diwujudkan untuk membeli 1,5 ton buah "strawberry" atau stroberi untuk dibagikan kepada anak-anak miskin di Gaza, Palestina," kata seorang relawan Indonesia.
"Kami berinisiatif membeli 1,5 ton buah strawberry langsung dari perkebunan di Gaza Utara untuk didistribusikan kepada 533 keluarga miskin. Setiap kepala keluarga mendapatkan 3 kg buah strawberry," kata relawan Indonesia yang menetap di Jalur Gaza, Palestina, Abdillah Onim di Gaza seperti dikutip dari Antara, Senin.
Abdillah Onim, merupakan relawan organisasi kegawatdaruratan kesehatan, "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia yang menikah dengan muslimah Palestina dan kemudian menetap di Gaza, dan saat ini sedang merintis Kantor Berita Suara Palestina (SP News Agency).
Advertisement
Ia menjelaskan bulan Februari di Jalur Gaza, Palestina, adalah saatnya pergantian musim dari musim dingin ke musim semi. Musim semi di Jalur Gaza dikenal dengan tibanya musim buah stroberi.
Baca Juga
Bagi para petani dan warga Gaza, musim stroberi adalah sebuah kegembiraan tersendiri karena melimpah ruahnya buah kebanggaan Gaza itu.
Pada Maret menjadi puncak musim stroberi di Gaza, di mana buah buah berwarna merah menyala itu dijual sangat murah yaitu 2,6 shekel atau sekitar Rp 14.000 per kilogram.
Bagi warga Indonesia di Tanah Air, kata dia, harga sejumlah itu mungkin cukup murah, tetapi tidak bagi keluarga miskin di Jalur Gaza.
"Anak-anak Gaza hanya bisa menelan ludah melihat buah itu, karena sebagian besar keluarga di Gaza hidup di bawah garis kemiskinan," tuturnya.
Dengan kondisi itu, pihaknya kemudian mengusung program yang pertama kali diadakan dengan sumber dana berasal dari sumbangan rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina, yakni membeli 1,5 ton buah itu untuk dibagikan kepada anak-anak di Gaza.
"Sehingga semua warga, termasuk murid taman kanak-kanak dapat menikmati manisnya buah strawberry hasil perkebunan di Gaza sendiri," ujarnya.
Ia menjelaskan distribusi buah stroberi itu mencakup wilayah Bait Lahiyah, Um Naser, dan ke wilayah Dier Balah di Gaza Tengah.
Menurut Onim, apa yang diberikan mungkin tidak seberapa, tapi implikasinya luar biasa, karena senangnya anak-anak Gaza saat menerima hadiah berupa buah stroberi dari saudara mereka di Indonesia.
Bahkan, katanya, karena tidak sabar ingin mencicipi buah strawberry, mereka jadi sulit diminta untuk mengantre.
Ia menambahkan program pemberian hasil panen stroberi Gaza untuk didistribusikan secara gratis ke warga Gaza ini secara langsung juga telah memberi keuntungan bagi pegiat agrobisnis, khususnya petani stroberi di Gaza.
"Mudah-mudahan program-program semacam ini bisa kita lanjutkan di masa datang, sehingga hubungan masyarakat Indonesia-Palestina di Gaza semakin erat," imbuh Abdillah Onim.