Sukses

Prancis Laporkan Ada Dugaan Kasus Sapi Gila

Jika daging hewan ini dikonsumsi menyebabkan penyakit Creutzfeldt-Jakob, penyakit yang merusak jaringan otak dan tak bisa sembuh.

Liputan6.com, Jakarta Petugas pemerintah Prancis menemukan dugaan kasus sapi gila pada sapi-sapi yang berada di wilayah Ardenne pada Selasa, 22 Maret 2016. Hal ini membuat negara yang menjadi pengekspor daging sapi terbesar di Eropa itu berpotensi kehilangan pasarnya. 

Pemerintah setempat melalui Kementerian Pertanian telah melakukan pengujian terhadap daging sapi tersebut untuk memastikan benar tidaknya terjangkit bovine spongiform encephalopathy (BSE) atau yang lebih dikenal dengan penyakit sapi gila (mad cow).

Kementerian pertanian Prancis telah mengirimkan sampel sapi berusia lima tahun ke sebuah laboratorium di Inggris untuk mendapatkan kepastiannya benar tidaknya terjangkit virus sapi gila. Hasilnya dapat diketahui dalam delapan hingga 10 hari ke depan seperti dilaporkan Fox News. 

Jika memang benar terjadi, ini adalah kasus sapi gila pertama di Perancis sejak April 2004 seperti diungkapkan juru bicara kementerian, Juliette Angelergues lewat telepon seperti dikutip laman Bloomberg, Rabu (23/3/2016).

"Jika terkonfirmasi (sapi-sapi tersebut menderita sapi gila) dapat membuat Perancis berpotensi menutup beberapa pintu pasar ekspor. Hal ini memiliki konsekuensi ekonomi yang besar," terang Angelergues.

Sapi gila merupakan penyakit otak menular yang fatal bagi ternak. Jika daging hewan ini dikonsumsi menyebabkan penyakit Creutzfeldt-Jakob, penyakit yang merusak jaringan otak dan tak bisa disembuhkan. Sekitar 185.000 kasus penyakit sapi gila pernah terjadi pada hewan ternak di Eropa pada 1980 dan 1990-an.