Liputan6.com, Jakarta Setiap tanggal 24 Maret, dunia memperingati hari Tuberkulosis Sedunia. Dan pada sekitar tanggal itulah, berbagai media secara beramai-ramai mengangkat tuberkulosis sebagai isu hangat sehingga masyarakat tahu serba serbi penyakit menular langsung ini.
Di mata seorang wanita yang pernah mengalami kondisi multi-drug resistant (MDR) TB, Ully Ulwiyah (29) hal tersebut memang baik. Namun alangkah baiknya juga informasi tentang TB (yang dulu sering disebut TBC ini) tak hanya bergulir setiap hari peringatannya saja.
"Informasi tentang TB jangan hanya di hari peringatannya saja. Tapi setiap hari selalu ada, agar masyarakat tahu. Ada banyak yang bisa diberitahukan tentang TB kepada masyarakat," tutur Ully usai konferensi pers 'Hari TB Sedunia' di kantor Kemenkes RI, Jakarta pada Rabu, 23 Maret, ditulis Kamis (24/3/2016).Â
Advertisement
Baca Juga
Kurang lengkapnya informasi yang ia terima dahulu membuatnya harus berjuang belasan tahun melawan TB. "Dahulu saat saya masih TB biasa, kalau enggak mau makan ya biarkan saja. Tapi saat saya TB MDR saya paksa makan walau tidak ingin karena saya tahu itu bisa meningkatkan daya tahan tubuh saya melawan penyakit ini. Dan banyak pasien TB tidak tahu hal ini," lanjutnya.
Lalu, saat menjadi pasien TB ia pun tidak mendapat informasi tentang penggunaan masker. Penggunaan masker bisa mengurangi risiko orang di sekitarnya tertular.
Ketidaktahuan hal tersebut membuat anak kedua dan ketiganya tertular TB. "Tapi saya memang karena tidak tahu informasi tersebut," tutur wanita asal Cempaka Putih ini.
Oleh karena itu ia berharap agar informasi yang benar tentang TB gencar agar masyarakat jadi lebih banyak tahu.