Sukses

10 Fakta tentang Down Syndrome

Down syndrome dulu dianggap sebagai kondisi genetik yang ditakuti.

Liputan6.com, Jakarta Down syndrome dulu dianggap sebagai kondisi genetik yang ditakuti. Namun, kini pandangan terhadap kondisi tersebut mulai berubah berkat semakin baiknya fasilitas medis yang berdampak pada membaiknya layanan kesehatan serta meningkatnya kesadaran masyarakat.

Memiliki anak denganDownSyndrom bukan berarti akhir dari segalanya. Anak denganDownSyndrome samaberharganya dengan anak-anak dengan kondisi gen lebih baik. 

Berikut beberapa fakta Down Syndrome yang dilansir dari laman Medindia, Kamis (24/3/2016):

1. Down Syndrome berasal dari nama dokter asal Inggris yang pertama kali mempublikasikan deskripsi mengenai kelainan genetis ini pada 1866, John Langdon Down.

2. Satu dari setiap 700 bayi yang lahir di Amerika Serikat terlahir dengan Down Syndrome di Amerika Serikat, membuatnya menjadi kelainan kromosom yang paling umum terjadi.

3. Sekitar 95 persen orang dengan Down Syndrome memiliki 21 kromosom ekstra.

4. Kondisi hilang pendengaran, infeksi telinga, dan gangguan tidur obstruktif serta gangguan tidur biasa dialami antara 50 hingga 75 persen individu dengan Down Syndrome. Masalah jantung juga dialami sekitar setengah dari orang dengan Down Syndrome.

5. Meski Down Syndrome dikaitkan dengan ibu yang hamil di usia terlalu matang, kelainan ini juga bisa dialami oleh ibu yang mengandung di usia kurang dari 35 tahun. Sekitar 80 persen bayi baru lahir dengan Down Syndrome di Amerika Serikat terlahir dari ibu berusia di bawah 35 tahun.

6. Orang dengan Down Syndrome kini memiliki harapan hidup lebih tinggi dan hidup hingga dewasa bahkan usia tua. Kini usia harapan hidup individu dengan Down Syndrome diperkirakan mencapai 60 tahun.

7. Berat lahir yang rendah disertai dengan penyakit jantung saat lahir meningkatkan risiko kematian dini pada anak dengan Down Syndrome.

8. Separuh dari jumlah individu dengan Down Syndrome berisiko mengembangkan Alzheimer setelah usia 50. Mereka juga berisiko mengembangkan autisme, celiac disease dan leukemia anak.

9. Minimnya pendanaan untuk penelitian Down Syndrome menyebabkan kelemahan utama dalam mendeteksi dan menangani komplikasi dari kelainan tersebut sejak dini.

10. Tak ada obat untuk Down Syndrome. Meski begitu, dengan dukungan yang memadai, anak dengan Down Syndrome bisa menjalani kehidupan yang produktif. Terapi fisik dan bicara sejak usia dini bisa membantu perkembangan kecerdasan mereka.