Liputan6.com, Jakarta Gunakan media sosial seperlunya saja. Jangan terlalu sering mengumbar sesuatu bersifat pribadi di sosial media Anda jika tak ingin menjadi korban cyberbullying.
Studi terbaru dari University of Pittsburgh di Amerika Serikat kembali menekankan, semakin banyak remaja yang menghabiskan waktu di media sosial--baik itu Facebook, Path, maupun Twitter--semakin besar pula kemungkinan mereka tertekan. Risiko cyberbullying atau interaksi negatif lainnya menyebabkan depresi semakin tak terbendung.
Â
Baca Juga
Baca Juga
Dari hasil penelitian yang melibatkan para remaja, peneliti mengetahui bahwa remaja bisa menghabiskan waktu di sosial media selama 61 menit setiap hari. Mereka pun memiliki 2,7 kali kemungkinan depresi.
Advertisement
Penelitian yang dipublikasikan secara online di dalam jurnal Depresi dan Kecemasan juga menemukan, orang-orang yang sudah depresi memilih sosial media untuk mengisi kekosongan.
Seperti dikutip dari Times of India, Jumat (25/3/2016), Lui yi Lin, pemimpin studi dari University of Pittsburg mengatakan, perasaan tertekan di media sosial dapat muncul perasaan iri melihat hidup orang lain yang terasa lebih enak. Inilah yang kerap memengaruhi suasana hati pengguna media sosial.