Liputan6.com, Jakarta Mempelajari puluhan ribu komuter yang berusia di atas usia 40 tahun, para peneliti menemukan, para pekerja yang menyetir ke kantor memiliki berat badan lebih besar dan persentase lemak tubuh lebih tinggi dibanding mereka yang berjalan, bersepeda, atau menggunakan transportasi publik.
"Kita tahu berolahraga melindungi tubuh dari obesitas dan penyakit kronis. Namun, kita sulit menemukan waktu untuk berolahraga di tengah jadwal yang sibuk," kata penulis utama Ellen Flint dari London School of Hygiene and Tropical Medicine.Â
Baca Juga
Â
Advertisement
Baca Juga
"Studi ini menunjukkan, orang-orang yang bisa memasukkan aktivitas fisik dalam commute harian mereka memiliki berat tubuh yang jauh lebih ringan dan komposisi tubuh yang lebih sehat dibandingkan mereka yang mengendarai mobil pribadi," Flint mengatakan pada Reuters Health melalui surel.
Seperti dilansir dari Times of India, Minggu (27/3/2016), untuk menguji hubungan antara cara menuju kantor dengan berat tubuh, tim studi ini menggunakan data dari UK Biobank terhadap 157.000 orang dewasa paruh baya di Inggris. Data ini dikumpulkan dari tahun 2006 sampai 2010.
Lemak tubuh diukur melalui dua cara, yaitu massa indeks tubuh, dan persentase lemak tubuh.
Pria dan wanita yang berangkat menuju kantor dengan cara lain kecuali menyetir, memiliki massa indeks tubuh dan persentase lemak tubuh lebih rendah dibanding mereka yang menyetir mobil.
Bahkan setelah memeriksa pola gaya hidup para partisipan, cara commuting yang aktif masih tetap dihubungkan dengan massa indeks tubuh dan lemak tubuh yang lebih rendah.
Perbedaan paling besar adalah antara mereka yang bersepeda dan yang menyetir mobil. Pria yang kekantor menggunakan sepeda, secara rata-rata memiliki angka BMI 2 poin lebih rendah, berat tubuh lebih ringan sekitar 6 kg dibanding mereka yang menyetir mobil. Wanita yang bersepeda BMI-nya lebih rendah 1,65 poin, dan lebih ringan 5 kg dibanding wanita yang menyetir mobil.