Sukses

Tak Selamanya Teh Hijau Baik untuk Kesehatan

Di samping khasiat baik dari teh hijau, ternyata beberapa kandungan didalamnya dapat menyebabkan kerugian untuk kesehatan tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Teh hijau selalu dikaitkan dengan manfaat kesehatan, sebab jenis minuman ini berasal dari bahan alami yang berkhasiat membantu penurunan berat badan dan memiliki antioksidan yang baik. Namun, tak selamanya mengonsumsi teh hijau membuat tubuh sehat, sebab ada efek samping dari teh hijau untuk tubuh manusia.

Melansir laman Boldsky, Minggu (27/3/2016) membatasi konsumsi teh hijau setiap hari sangat dianjurkan agar tubuh terhindar dari efek samping. Ketika seseorang berlebihan konsumsi teh hijau akan menyebabkan kerusakan organ pada tubuh, hingga risiko keguguran pada ibu hamil. Berikut risiko teh hijau yang perlu diketahui.

- Masalah perut

Tanin yang hadir dalam hijau mampu meningkatkan keasaman lambung, sehingga menyebabkan sakit perut, mual, dan sembelit. Untuk menghindarinya, jangan mengkonsumsi teh hijau saat perut kosong.

- Timbulkan anemia

Dosis tinggi teh hijau dapat membahayakan akibat dampak pengurangan daya serap zat besi dari makanan yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga menyebabkan anemia. Sebaiknya konsumsi teh hijau bersamaan dengan lemon atau buah lainnya yang kaya akan vitamin C.

- Sakit kepala

Menurut penelitian, kandungan kafein dalam teh hijau adalah salah satu faktor risiko utama timbulnya sakit kepala kronis. Peneliti juga telah mengamati, konsumsi teh hijau harus dihindari oleh penderita vertigo dan migrain.

- Masalah Tidur

Kafein dalam teh hijau juga bisa menginduksi otak untuk meningkatkan produksi adrenalin, sehingga membuat seseorang kesulitan untuk tidur.

- Detak jantung

Kafein dalam teh hijau menyebabkan detak jantung tidak teratur. Hal ini merangsang otot-otot jantung berkontraksi saat istirahat, bahkan juga dapat menghasilkan gangguan kardiovaskular yang berlebih.

- Sebabkan diare

Diare adalah efek samping lain dari minum teh hijau secara berlebihan. Efek pencahar kafein merangsang otot-otot usus berkontraksi dan rileks, yang menghasilkan peningkatan kebutuhan untuk mengeluarkan kotoran. Kadang-kadang menyebabkan kondisi seperti diare.

Video Terkini