Sukses

Hipertonik, Isotonik, atau Hipotonik untuk Ganti Cairan Tubuh?

Tepatkah mengganti cairan yang hilang dengan minuman isotonik, hipotonik, atau hipertonik?

Liputan6.com, Jakarta Banyak cairan yang keluar dari tubuh setiap kali manusia berolahraga atau sekadar melakukan kegiatan yang cukup berat. Ada orang yang memilih minum air putih biasa dan ada pula sekelompok orang yang gemar minum minuman isotonik, hipotonik, atau minuman hipertonik yang konon dapat mengganti cairan yang hilang itu.

Sudah tepatkah langkah itu? Atau jangan-jangan hanya mitos? Direktur Micronutrient Initiative, Dr Elvina M.Sc., Sp.GK, Ph.D menjawab itu di dalam Forum NGOBRAS "Kenali Manfaat 7 Ion untuk Aktivitas Sehari-hari" pada Selasa (29/3/2016). 

Pertama, minuman hipotonik mengandung kadar elektrolit (Na) dan juga rendah karbohidrat. Berfungsi mengganti cairan yang keluar melalui keringat tanpa menambah karbohidrat. "Karena cepat diserap di usus, minuman ini bisa dikonsumsi saat sedang berolahraga," ujar Elvina.

Sedangkan minuman isotonik yang mungkin menjadi dewa di antara minuman-minuman pengganti ion dan cairan yang hilang memiliki kosentrasi yang mirip dengan tubuh manusia. Sehingga cepat menggantikan keringat dan cepat pula diserap tubuh.

Meski hampir sama dengan minuman hipotonik, jelas Elvina, minuman isotonik dapat menggantikan elektrolit dan memberikan asupan karbohidrat. Cocok dikonsumsi oleh mereka yang benar-benar memiliki kegiatan sangat padat.

Bagaimana dengan minuman hipertonik yang mengandung konsentrasi substansi cukup tinggi? Kandungan karbohidrat di minuman ini cukup tinggi yaitu 10 persen. Memang minuman cocok bagi atlet yang melakukan olahraga berat atau mengeluarkan banyak energi. Hanya saja, tidak dapat digunakan untuk rehidrasi.

"Konsentrasi substansinya tinggi, sehingga pengosongan lambung dan penyerapan air berjalan lambat. Cairan tubuh menjadi hipertonik atau pekat dan malah memperberat dehidrasi," kata Elvina menjelaskan.

Video Terkini