Liputan6.com, Jakarta Orangtua dari anak yang didiagnosis autisme tentu mencari segala cara dan upaya agar anaknya bisa menikmati hidup selayaknya walaupun dengan segala keterbatasan. Penyelidikan tentang penyebab dan penanggulangan autisme dapat membantu orangtua dan anak tersebut.
Baca Juga
Baru-baru ini para peneliti menyaksikan perbaikan perilaku terjadi terutama pada subkelompok anak yang memiliki perubahan susunan kimia tertentu dalam darah setelah mendapatkan suntikan methyl B12.
Dikutip dari laman Autism Speaks, Jumat (1/4/2016), pada anak-anak tersebut, methyl B12 tampaknya memperbaiki kemampuan sel untuk melakukan metilase DNA.
Advertisement
Metilase DNA merupakan hal vital dalam menyalakan atau menghentikan gen-gen dalam sel pada waktu yang tepat. Beberapa penelitian sebelumnya menengarai bahwa proses ini mengalami gangguan pada sejumlah orang dengan autisme.
Penelitian yang mendapat dukungan dana dari Autism Speaks ini telah diterbitkan dalam Journal of Child and Adolescent Psychopharmacology. Penelitian ini merupakan pertamakalinya percobaan ‘buta’ terkendali placebo tentang suntikan methyl B12.
Dalam percobaan "buta" seperti ini baik peserta mau pun para peneliti tidak mengetahui siapa yang mendapatkan pengobatan sebenarnya dan siapa yang hanya mendapatkan plasebo selama percobaan. Baru akan ketahuan setelah percobaan selesai.
Kata Paul Wang, SVP penyelidikan medis untuk Autism Speaks mengatakan, “Penelitian terkendali placebo seperti ini penting. Penelitian label terbuka, di mana semuanya mengetahui siapa yang mendapatkan pengobatan, kerap menunjukkan dampak yang sekedar mencerminkan harapan dan bukan dayaguna pengobatannya.”
Dr. Wang memperingatkan bahwa sejumlah hasil percobaan belum konsisten. Misalnya, para peneliti menemukan perbaikan besar pada satu saja gejala keseluruhan autisme, tapi kesan perbaikan keseluruhan ini tidak terbaca sebagai kemajuan terukur dalam perilaku spesifik seperti sosiabilitas, komunikasi, perilaku berulang, dan gejala utama autisme lainnya.
Sebanyak 50 anak berusia antara 3 hingga 7 tahun disertakan dalam penelitian di University of California di San Francisco. Sekitar setengahnya menerima suntikan methyl B12 (dosis 75 mikrogram untuk setiap kilogram berat badan) setiap 3 hari selama 8 minggu. Anak-anak lain mendapat suntikan cairan saline yang terlihat seperti pengobatan yang sesungguhnya.
Di awal dan akhir percobaan, para peneliti mengambil contoh-contoh darah untuk menyimak sejumlah besar ukuran metabolisme. Mereka juga melakukan evaluasi gejala-gejala autisme di awal dan akhir percobaan menggunakan 3 ukuran: Clinical Global Impressions-Improvement (CGI-I), Aberrant Behavior Checklist, dan juga Social Responsiveness Scale.
Di akhir percobaan, anak-anak yang menerima suntikan methyl B12 menunjukkan angka yang lebih bagus daripada anak-anak penerima placebo (angka 2,4 berbanding dengan angka 3,1). Angka ini mewakili penilaian keseluruhan, atau “impresi”, dari keparahan gejalanya, sebagaimana diujikan oleh seorang dokter yang tidak mengetahui anak mana yang menerima B12 tersebut.
Namun demikian, untuk dua pengukuran lainnya—yaitu yang melibatkan keparahan gejala-gejala autisme spesifik—ternyata tidak ada perbedaan mencolok antara anak-anak penerima pengobatan dan mereka yang hanya menerima placebo.
Yang lebih menarik perhatian para peneliti, perbaikan perilaku pada anak-anak penerima methyl B12 jauh lebih kentara pada 10 di antara 17 anak yang uji darahnya menunjukan adanya tanggapan biologis yang positif. Mereka menunjukkan peningkatan kadar methionine dan zat-zat kimia lain dalam darah yang berkaitan dengan penurunan kerusakan sel dan DNA.
Para penulis penelitian menyimpulkan, “Walaupun temuan ini masih pada tahap awal, ini merupakan temuan yang menarik yang menduga bahwa pengobatan satu ketidaknormalan metabolis—yaitu kemampuan metilasi—memiliki potensi memperbaiki gejala autisme."
Para peneliti menyerukan dukungan untuk percobaan terkendali yang lebih besar untuk memeriksa dan memperjelas temuan mereka.