Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dibutuhkan kohesivitas daya dukung alam dan lingkungan agar terjadi keseimbangan dan harmoni. Salah satunya, dilakukan penguatan oleh pondok pesantren.
“Kohesivitas daya dukung alam dan lingkungan diperlukan agar terjadi keseimbangan dan harmoni, ” ujar Mensos pada silaturahim dan pelantikan santri/santriwati relawan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Haramain NW Narmada, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (2/4/2016).
Ponpes Haramain, kata Mensos, telah memberikan inspirasi dan energi positif bagi ponpes-ponpes lain di seluruh Indonesia untuk aktif menjaga dan melakukan penanaman kembali hutan yang telah rusak.
Advertisement
“Kesuksesan Ponpes Nurul Haramain bisa dijadikan role model bagi ponpes-ponpes lain agar senantiasa menjaga dan melestarikan alam serta lingkungan di sekitarnya,” ucapnya lewat siaran pers yang diterima Liputan6.com.
Baca Juga
Memang diperlukan waduk dan bendungan, tapi ada yang lebih penting saat ini untuk senantiasa melakukan penanaman pohon. Saat musim kemarau tiba air tetap ada dan ketika masa hujan banjir tidak datang.
“Keberhasilan Haramain telah diakui di dalam maupun luar negeri, dengan meraih sejumlah penghargaan di bidang pelestarian alam dan lingkungan,” tandasnya.
Keberhasilan Ponpes menanam kembali hutan tersebut, tidak lepas dari adanya relawan santri dan santriwati yang dibimbing langsung oleh tuan guru dan sikap istiqomah dalam melaksanakan program penghijauan.
“Kunci sukses program selain dibimbing oleh tuan guru, juga ada sikap istiqamah dari relawan dalam melaksanakan program, sekaligus mengajak kita menyusuri dan membersikhan sampah di sepanjang sungai dan pantai,” ajaknya.
Selain itu, di sini juga ternyata ada disaster management yang bisa disinergikan dengan Direktorat Penanganan Bencana Alam dan Sosial di Kementerian Sosial (Kemensos) dalam penanggulangan bencana.
“Ke depan, karena di sini ada disaster management akandilakukan penandatanganan nota kesepamhaman atau MoU dengan Kemensos terkait penanganan bencana,” tandasnya.
Melalui MoU akan terjadi jalinan komunikasi dan sinergitas antara disaster manajemen dan Kemensos, sehingga di tengah kehidupan masyarakat akan ada living harmony with disaster.
“Adanya kohesivitas daya dukung alam dan lingkungan yang seimbang melahirkan living harmony with disaster menjadikan warga tidak mudah stess ketika terjadi bencana alam maupun sosial,” katanya.