Liputan6.com, Jakarta Alasan umum seseorang kesulitan untuk tidur biasanya berasal dari paparan cahaya lampu, layar televisi, dan juga layar gadget. Namun sebuah studi baru mengungkap adanya pengaruh penggunaan selimut dengan kesulitan tidur.
Baca Juga
Mengutip laman Brightside.me, Rabu (06/4/2016) studi yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Amerika Serikat menunjukkan berat selimut mempengaruhi kemudahan seseorang untuk tertidur.
Hal tersebut terungkap dari bahan dan tipis atau tebalnya sebuah selimut dapat merangsang sistem saraf, yang juga memberikan rasa tenang dan nyaman saat berada di dalam selimut.
Advertisement
Studi menyebut hal ini dengan deep pressure touch stimulation (DPT) atau stimulasi tekanan dan sentuhan. Di mana tubuh dalam selimut memberikan rasa seperti pijatan yang melemaskan otot dan saraf menjadi nyaman.
Menurut para peneliti tekanan lembut membuat produksi otak mendapatkan hormon kebahagiaan, didukung dengan kondisi kamar yang gelap merubah melatonin dalam tubuh dan mempermudah untuk tidur.
Tipis dan tebal atau beratnya selimut itu sendiri bergantung pada selera dan berat badan seseorang, namun anjuran tepat penggunaan selimut untuk orang dewasa sekitar 13 hingga 33 pound.