Liputan6.com, Jakarta Sudah menjadi pemahaman umum, melakukan hubungan seks saat menstruasi tidak akan menyebabkan wanita hamil. Tapi benarkah begitu?
Dilansir dari Parents, Senin (11/4/2016), melakukan hubungan seksual saat menstruasi memang memperkecil kemungkinan Anda hamil, tapi bukan berarti tidak mungkin.
Baca Juga
Sebelumnya yang Anda harus pahami adalah, apakah menstruasi itu.
Advertisement
"Menstruasi diartikan sebagai keluarnya darah yang terjadi di akhir siklus ovulasi. Hal ini terjadi karena indung telur yang tidak dibuahi oleh sperma," jelas Michele Hakakha, M.D., seorang obstetrician dan ginekolog yang berbasis di Los Angeles, sekaligus penulis dari Expecting 411: Clear Answers and Smart Advice for Your Pregnancy.
Baca Juga
"Setiap bulan, seorang wanita melepaskan satu telur kira-kira pada hari ke-14 di siklusnya," kata Dr. Hakakha. "Sebelum pelepasan telur, hormon-hormon di tubuh wanita meningkat untuk menyiapkan (dan menebalkan) dinding rahim seandainya telur dibuahi dan terjadi kehamilan. Jika tidak ada pembuahan, dinding uterus ini akan diluruhkan kira-kira 14 hari kemudian. Inilah yang disebut menstruasi."
Kebanyakan wanita mengalami menstruasi selama dua sampai delapan hari. Hal ini terjadi setiap 26 sampai 34 hari sekali. Ovulasi (ketika telur dilepaskan dari salah satu ovarium) biasanya terjadi di tengah siklus, dan pada masa inilah wanita sedang subur-suburnya.
"Telur yang dilepaskan selama proses ovulasi hanya bisa bertahan selama 24 jam," jelas Dr. Hakakha. "Jika tidak dibuahi oleh sperma dalam waktu ini, telur tidak akan bertahan dan keluar bersamaan dengan darah menstruasi 14 hari kemudian."
Kebanyakan wanita normalnya memiliki siklus 28 sampai 32 hari. Dan jika seseorang dengan siklus ini memiliki rata-rata lama menstruasi dua sampai delapan hari, dia tidak akan hamil saat masa menstruasinya.
Kapan kehamilan bisa terjadi?
Tapi, ada situasi khusus yang memungkinkan kehamilan terjadi.
Tidak semua wanita memiliki siklus yang berlangsung selama 28 sampai 32 hari. "Dalam skenario yang tidak umum, seorang wanita dengan siklus ang lebih singkat (misalnya 24 hari), bisa mengalami menstruasi yang berlangsung selama 7 hari. Berhubungan seks pada hari terakhir menstruasinya, dan berovulasi tiga hari kemudian," ujar Dr. Hakakha. "Karena sperma bisa hidup selama tiga sampai lima hari, wanita tadi masih bisa hamil"
Sebagai tambahan, beberapa wanita mengeluarkan bercak atau sedikit darah di antara jadwal menstruasinya. Hal ini bisa terjadi pada saat ovulasi, dan disalahartikan sebagai menstruasi. Inilah yang membuat susah kapan tepatnya menstruasi terjadi.
Jika Anda melakukan hubungan seks tanpa pengaman saat menstruasi, dan khawatir Anda hamil, cobalah untuk mengecek gejala-gejala, seperti: kram ringan di area bawah perut, bercak merah, payudara Anda menjadi lebih sensitif, dan perubahan suasana hati. Gejala-gejala ini bisa terjadi paling cepat dua minggu setelah ovulasi.
Gejala kehamilan lain yang lebih umum untuk diperhatikan, yang biasanya terjadi setelah enam sampai tujuh minggu adalah: mual, muntah-muntah, dan rasa lelah berlebihan.
Advertisement