Liputan6.com, New York - Kalau kita pernah diselingkuhi sebelumnya, kita mengetahui betapa mengguncangnya pengalaman itu. Selain kematian seseorang yang dicintai, diselingkuhi ditengarai menjadi pengalaman emosional yang paling menyakitkan.
Suatu perselingkuhan merupakan ancaman nyata yang dapat menghancurkan hubungan apapun. Masalahnya, terkadang tidak selalu jelas apakah kita atau pasangan telah melintasi garis batas tipis menuju perilaku yang
tidak sepantasnya.
Baca Juga
Bagi banyak orang, selingkuh umumnya dimulai dengan kecurangan emosional yang terjadi dalam persahabatan tertentu, atau bergenit-genit dengan rekan kerja atau bahkan orang tak dikenal.
Advertisement
Dikutip dari Your Tango pada Selasa (12/4/2016), pasangan yang melenceng itu mungkin pada awalnya tidak sengaja, tapi kemudian merembet ke batas platonik yang merusak suatu hubungan.
Penelitian mengungkapkan bahwa perselingkuhan emosional dan hubungan secara daring (online) dipandang sebagai tindakan nyata pengkhianatan dan sama merusaknya dengan perselingkuhan fisik.
Inilah 3 tanda jelas bahwa kita telah menerobos masuk ke kawasan berbahaya:
1. Kita menceritakan kepada teman hal-hal yang HANYA boleh dibahas bersama pasangan
Apakah orang pertama yang terpikirkan ketika ingin menceritakan suatu kisah seru adalah pasangan kita atau seorang “teman”? Kita dan pasangan kita perlu melindungi hubungan dengan “gelembung pasangan”.
Pada dasarnya, kita harus menciptakan keselamatan, keamanan, dan kepercayaan. Dengan menceritakan kepada orang lain tentang kabar seru, informasi pribadi, atau masalah hubungan pribadi, kita telah meletuskan gelembung tadi.
2. Kita terus-menerus memikirkan tentang pertemuan berikutnya dengan teman ini
Apakah kita berpakaian secara berbeda, lebih berdandan, atau mengenakan parfum dengan harapan berpapasan dengan rekan kerja kita di ruang istirahat?
Jika kita mendapati diri berkhayal tentang bertemu dengan seorang rekan kerja atau seseorang dalam lingkaran sosial, ini adalah indikasi bahwa kita telah melewati garis batas itu.
Memang mudah kagum pada orang lain yang menarik secara jasmani, tapi kita biasanya mengetahui kalau ada sesuatu yang lebih daripada itu. Jujurlah pada diri sendiri.
Daripada menyeleweng, renungkanlah apa yang terjadi dengan hubungan kita. Apakah kita merasa tidak tersambung? Jawabannya bukan dengan cara selingkuh, melainkan berkomunikasi dengan pasangan tentang kebutuhan yang ada namun belum terpenuhi.
3. Kita mendapati diri terus merahasiakan atau menyembunyikan obrolan kita dengan teman
Ketika mengobrol dengan seorang teman atau rekan kerja, apakah kita menyembunyikan telepon, mengirim pesan hanya secara pribadi atau menyembunyikan surel (email) ketika pasangan sedang berada di sekitar kita?
Ini adalah tanda bahaya BESAR bahwa apa yang kita lakukan adalah tidak sepantasnya dan hubungan kita bukan lagi bersifat platonik.
Lain halnya kalau kita sedang membahas batas waktu suatu proyek besar, maka sebetulnya tidak perlu mengirim teks kepada rekan kerja pada tengah malam.
Bertanggungjawablah dan tegaskan batas yang lebih kokoh. Jika kita tidak merasa tidak nyaman dengan pasangan mendengarkan atau membaca perbincangan pribadi, mungkin memang tidak seharusnya ada perbincangan pribadi demikian.
Pada dasarnya, setiap pasangan harus menentukan batas-batas luwes mereka masing-masing dan berada di pemahaman yang sama. Jangan mau setuju dengan perilaku yang membuat kita merasa tidak aman, tidak nyaman, atau jauh dalam lubuk hati terasa sedang dikhianati.
Penting untuk membicarakan masalah itu secara proaktif untuk melindungi dan mengutamakan hubungan kita.