Liputan6.com, Jakarta Toilet training, melatih saluran cerna anak agar mampu bergerak dengan baik, harus segera diberikan begitu si Kecil memasuki umur tiga tahun. Agar nanti anak menjadi tahu signal kapan dia harus buang air besar (BAB)
Menurut Konsultan Gastrohepatologi Anak, Dr Badriul Hegar, Ph.D, SpA(K), toilet training ini penting tapi belum menjadi satu kebiasaan di kehidupan masyarakat Indonesia. Ketika menjalani toilet training, anak harus didudukin di toilet dan kaki harus mengenai lantai atau menginjak dengklek (bangku ukuran kecil).
Baca Juga
Â
Advertisement
Baca Juga
"Harus ada tekanan di perutnya. Tungkai kaki harus kena ubin, jongkong juga boleh. Untuk menimbulkan reaksi dari perut. Toilet training harus dikerjakan setelah makan, tidak boleh saat sedang santai. Itu bertujuan begitu makanan masuk ke dalam lambung, ada singnal dari usus ke otak. Diharapkan bergerak mendorong ke bawah," kata Hegar kepada Health Liputan6.com pada Sabtu (30/4/2016)
Berapa lama anak harus toilet training, Hegar menganjurkan untuk tidak terlalu lama dan tidak terlalu sebentar. Harus di usia tiga tahun supaya tidak menimbulkan trauma.
"Terlalu lama membuat anak jenuh. Terlalu cepat tidak efektif. Yang dipakai lima sampai 10 menit. Semakin kecil usia anak, lima menit saja. Semakin mendekati besar anak, selama 10 menit," kata Hegar.
"Tidak usah terlalu lama, 10 menit tidak keluar, berdiri," kata Hegar menekankan.
Toilet training butuh waktu yang tidak sebentar. Tidak bisa hitungan minggu. Paling sebentar satu bulan sampai enam bulan. Sebaiknya, toilet training dilakukan di pagi, siang, dan malam hari. Namun, lantaran di pagi hari anak harus sekolah, di siang hari terkadang masih di sekolah, disarankan di malam hari.
"Kecuali Sabtu dan Minggu, toilet training bisa tiga kali," kata Hegar.