Sukses

Program Pendidikan Layak bagi Anak di Pegunungan Papua

Sejalan dengan Nawacita pemerintahan Presiden Joko Widodo, Wahana Visi Indonesia mengusung program pendidikan khusus untuk anak di Papua.

Liputan6.com, Jakarta Setiap anak di Indonesia tentunya memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan pendidikan yang layak demi bekal mereka di masa depan. Begitupun anak-anak yang berada di pedalaman Indonesia - salah satunya di tengah pegunungan Papua. Anak-anak Papua telah mendapatkan program pendidikan layak bertajuk "Pendidikan Pakima Hani Hano".

Sejalan dengan butir kedelapan dan kesembilan Nawacita pemerintahan Presiden Joko Widodo, serta RPJMB provinsi Papua tahun 2013-2018, salah satu organisasi kemanusiaan di Indonesia yaitu Wahana Visi Indonesia (WVI), tengah mengusung suatu program demi pendidikan anak di wilayah pegunungan Papua dengan tujuan membangun lingkungan yang aman dan aman bagi perkembangan anak.

“Pakima Hani Hano, yang memiliki arti “Bersekutu itu Baik dan Indah” diinisiasi oleh WVI bersama mitra lokal dengan tujuan mengkapasitasi masyarakat untuk memastikan adanya lingkungan yang aman dan nyaman bagi perkembangan anak-anak. Masyarakat - dalam hal ini - adalah keluarga, lingkungan sosial dan sekolah dimana anak-anak tumbuh, bersosialisasi dan mengalami perkembangan emosi dan psikis,” ujar Frida Atur Siregar, Koordinator Program Pendidikan WVI di Pegunungan Tengah Papua, dalam surel yang diterima Health-Liputan6.com, Senin (2/05/2016).

Program yang sudah dijalankan sejak pertengahan tahun 2013 ini diimplementasikan pada 12 sekolah di 9 desa di Kabupaten Jayawijaya (Tulem, Maima, Assologaima, Wame, Air Garam, Honelama, Wesaput, Hepuba, Sinakma) dan 3 desa di Kabupaten Lanny Jaya (Makki, Indawa and Tiom). Dari 12 sekolah terintervensi Pakima Hani Hano, Wahana Visi Indonesia menjangkau 2353 murid, 12 kepala sekolah, dan 138 guru sebagai penerima manfaatnya.

Pembelajaran yang berjalan dalam program ini dengan mendorong pembentukkan kelompok kerja masyarakat, guna menggali kearifan lokal dari tokoh-tokoh budaya setempat, dan mengembangkan buku kurikulum Pakima Hani Hano sebagai pengayaan kurikulum nasional. Beberapa buku-buku suplemen pendukung pun diikut sertakan sebagai metode pembelajaran untuk anak, seperti buku cerita rakyat Lembah Baliem.