Liputan6.com, Jakarta Hilangnya memori hingga mengganggu aktivitas sehari-hari bukan merupakan bagian normal dari penuaan. Terlebih, usia yang menua tidak selamanya selalu mengalami kehilangan memori atau yang sering disebut dengan pikun.
Baca Juga
Seperti yang dipaparkan Alzheimer's Indonesia, 60 - 70 persen kasus demensia merupakan alzheimer atau kepikunan. Namun, kondisi alzheimer bukan semata-mata hanya menyerang kognitif manusia saja. Alzheimer bahkan mampu menyebabkan perubahan sikap atau perilaku sewaktu-waktu.
Ditemui Health-Liputan6.com, usai menjadi pembicara di program Inspirato Liputan6.com, ditulis Rabu (11/05/2016), Deborah Dewi seorang ahli Graphologist Indonesia, menuturkan, seseorang yang mudah terpuruk akan hal-hal menyedihkan dalam waktu berkepanjangan, memungkinkan dirinya rentan terhadap demensia alzheimer.
Advertisement
"Orang yang gampang baper, atau mudah merasa sedih rentan terhadap alzheimer. Karena mereka pun gampang sedih berkepanjangan dan lama-lama mudah stres," ujarnya.
Salah satu gejala yang menyebabkan alzheimer ialah perubahan perilaku dan kepribadian. Di mana seseorang mudah berubah emosinya secara drastis, menjadi bingung, mudah curiga, depresi, takut atau tergantung yang berlebihan, mudah kecewa dan putus asa.
Agar terhindar dari kondisi ini, risiko terkena alzheimer bisa dikurangi dengan menerapkan pola hidup sehat, berolahraga rutin, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, berpikiran positif dan beraktivitas secara produktif.