Sukses

Anak Nonton TV 3 Jam Lebih, Perilaku Jadi Berisiko

Sebuah penelitian menunjukkan hal menarik: anak-anak yang menonton TV lebih dari tiga jam memiliki risiko tinggi melakukan perbuatan negatif

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian menunjukkan hal menarik, anak-anak yang menonton TV lebih dari tiga jam memiliki risiko tinggi melakukan perbuatan negatif. Dia bisa mengembangkan perilaku antisosial seperti berkelahi dan mencuri.

Seperti diberitakan Capitalbay.News, Jumat (13/5/2016), penelitian ini dilakukan di Inggris oleh UK Medical Research Council (MRC). Hasilnya, anak-anak yang berisiko berusia 5-7 tahun. 

"Risiko ini tidak kami temukan saat anak-anak bermain komputer atau game elektronik," kata peneliti.

Penelitian juga mencatat, pada usia lima tahun, hampir dua-pertiga anak-anak menonton TV selama satu sampai tiga jam sehari. Dan 15 persen menonton selama tiga jam atau lebih. Hanya tiga persen diantara mereka yang bermain game elektronik selama tiga jam atau lebih setiap hari.

Menonton TV selama tiga jam atau lebih sehari pada usia lima tahun menyebabkan kenaikan 0,13 poin (pada skala 10-poin) masalah perilaku. Ini termasuk berkelahi, ketidaktaatan atau mencuri. Tapi tidak ada hubungan kesulitan lain, seperti masalah emosional atau masalah perhatian.

Studi yang dipublikasikan secara online di jurnal Archives of Disease in Childhood ini juga memperhitungkan faktor-faktor lain seperti pendapatan rumah tangga, pendidikan dan status pekerjaan ibu, perilaku orangtua, hubungan orangtua-anak, kemampuan kognitif anak, tidur dan aktivitas fisik.

Profesor Psikologi Sosial dari London School of Economics, Sonia Livingstone, mengatakan hal ini mungkin mengungkapkan gambaran kehidupan anak yang harus seimbang.

"Jika anak lima tahun menonton televisi lebih dari tiga jam per hari, pasti ada efek negatif kecil tapi hal ini tidak berpengaruh pada hiperaktif atau masalah emosional. Jadi tidak ada alasan untuk panik karena mungkin tekanan pada orang tua mereka terlalu besar, atau mungkin tidak ada ruang bermain di dekatnya," kata Livingstone.

Livingstone menambahkan, penelitian ini membuktikan kalau anak-anak juga butuh kesempatan untuk berbicara, berinteraksi dan bermain - dan ini dapat dilakukan di depan televisi serta di tempat lain.