Liputan6.com, Jakarta Mual pada trimester pertama kehamilan memang dinilai normal. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya hormon yang dapat melindungi janin. Namun kapan mual dinilai tak wajar sehingga seorang wanita harus waspada?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, dokter kandungan dr. Irsal Yan, SpOG dari Klinik Teratai RS Gading Pluit mengatakan, mual terjadi pada wanita hamil itu terjadi karena adaptasi tubuh yang mengalami perubahan hormonal.
Baca Juga
"Saat hamil, tubuh tidak bisa langsung menetralkan hormon. Itu sebabnya pada awal kehamilan, muncul gejala mual, muntah berkepanjangan," katanya, saat ditemui wartawan beberapa waktu lalu, ditulis Senin (16/5/2016).
Advertisement
Baca Juga
Menurut dokter yang juga berpraktik di RS Anak dan Bunda Harapan Kita ini, saat hamil muda, seorang wanita bukan hanya mengalami ketidakseimbangan hormon tapi juga terjadi gangguan psikologi.
"Kehamilan membuat seorang wanita tidak seperti wanita lain. Hormon estrogen yang meningkat mengganggu klep pembuluh darah vena. Hal ini juga akan berpengaruh ke otot polos. Bila pada wanita normal, klep akan cepat merespon hormon, pada wanita hamil sebaliknya, mereka kadang tidak kuat dan bisa pingsan," ujarnya.
Setidaknya, kata dia, perubahan iklim, keramaian (sesak), suhu dan psikologis sangat memengaruhi kondisi wanita saat hamil. Namun selagi dia masih bisa menahannya atau mengonsumsi obat dari dokter, tidak akan masalah.
Yang harus diperhatikan justru ketika seorang wanita mengalami yang disebut Hiperemesis Gravidarum (mual dan muntah kronis). Kondisi ini menyebabkan wanita hamil mengalami dehidrasi parah hingga kelembapan kulitnya hilang.Â
"Kekurangan cairan elektrolit sangat membahayakan ibu dan janin. Bila kulit terasa sangat kering, segera periksakan ke dokter," tegasnya.