Liputan6.com, Jakarta Seks bebas, penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, dan minuman keras (miras) menjadi hal lumrah di sebagian anak jalanan berusia remaja. Belum lagi penggunaan kondom yang tak ada membuat remaja jalanan rentan sekali tertular HIV AIDS.
Pusat Penelitian HIV AIDS (HIV AIDS Research Center) UNIKA Atma Jaya belum lama ini turun langsung ke jalan guna melakukan penelitian awal mengenai kekerasan seksual pada anak jalanan. Juga mencari tahu seberapa paham mereka mengenai HIV AIDS. Mereka mengaku tak tahu apa itu HIV, tapi mereka terbuka ketika diulik bagaimana perilaku seksualnya.
"Menurut mereka semua itu bisa bikin mereka tenang, lebih pede, orang lebih maklum, dan goyangan lebih enak," kata salah seorang peneliti PPH Atma Jaya, Kekek Apriana di Jakarta, ditulis Selasa (17/5/2016).
Advertisement
Baca Juga
Satu remaja secara terbuka mengatakan tidak apa-apa melakukan hubungan dengan pacar asal tidak terlalu sering.
Lokasi tempat mereka bercumbu juga beragam. Dari sekitar tongkrongan, empang, di bawah jembatan, hotel seharga Rp 25 ribu, dan mikrolet. "Di mikrolet orang akan maklum kalau malam-malam mikrolet itu bergoyang," kata Kekek.
Remaja jalanan itu juga mengaku kerap mendapat perlakukan tidak menyenangkan dari sang kekasih, yang juga sesama anak jalanan. Pukulan dan tamparan biasa mereka terima. Pelaku selalu mengatakan tindakan semacam itu bentuk dari kasih sayang.
"Kalau remaja jalanan perempuan pacaran sama yang lebih tua, mereka tidak boleh bekerja," kata Kekek.
Remaja jalanan juga ditanya mengenai pencegahan kehamilan. Dengan pengetahuan seadanya mereka jawab, dibuang di luar, menggunakan kondom, spiral, dan penggunaan pil KB secara rutin.
"Penggunaan kondom dipahami tidak hanya sebagai pencegahan kehamilan tapi juga pencegahan penularan penyakit," kata Kekek.