Liputan6.com, Jakarta Pusat Penelitian HIV AIDS (PPH) UNIKA Atma Jaya mempertanyakan mengapa remaja jalanan yang begitu rentan tertular HIV/AIDS justru luput dari populasi kunci penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.
Situasi sosial dan ekonomi mengharuskan mereka hidup di jalanan. Dengan alasan keamanan dan bentuk kasih sayang, tak jarang remaja jalanan perempuan harus rela berhubungan layaknya suami-istri dengan pria yang mereka sebut "abang". Berhubungan dengan waria pun rela mereka lakoni.Â
Baca Juga
'"Perhatian pemerintah terhadap mereka sangat rendah. Mereka seharusnya dimasukkan ke dalam populasi kunci penanggulangan AIDS," kata salah seorang peneliti dari PPH UNIKA Atma Jaya, Kekek Apriana Dwi Harjanti di Semanggi pada Senin (16/5/2016) siang.
Advertisement
Selama ini pemerintah memang turun melihat kondisi remaja jalanan tersebut. Hanya saja tak ada tindakan nyata, sekadar melakukan pendekatan jangka pendek berupa razia lalu memasukkan mereka ke panti sosial.
Upaya melindungi anak jalanan dari penularan HIV dan penggunaan narkoba melalui penguatan kecakapan hidup anak jalanan dan rujukan layanan kesehatan perlu dilakukan dengan mengintegrasikan berbagai upaya tersebut ke dalam pendekatan pengasuhan yang berkelanjutan yang mengutamakan pencegahan daripada pendekatan panti.