Liputan6.com, Jakarta Publik Tanah Air dirundung duka mendalam. Musikus senior Deddy Dores meninggal dunia karena serangan jantung di RS Premier Bintaro.
Mantan istri ketiganya, Dagmar Clara Sunardi menuturkan, Deddy Dores kerap merokok dan begadang bila membuat lagu hingga malam. "Dia sih lima tahun terakhir ngeluh kembung kalau ke dokter. Aku bilang, tolong kurangin rokok, begadang. Tapi kan kalau bikin lagu biasanya dia suka sampai malam," kata dia.
Baca Juga
Baca Juga
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Dr. dr. Ismoyo Sunu, Sp.JP(K) mengatakan, kemungkinan perokok terkena serangan jantung memang lebih tinggi. Sebab rokok merupakan pemicu utama serangan jantung.
Advertisement
"Dalam penelitian, rokok merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Rokok, kolesterol dan hipertensi, ketiga hal ini dapat menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah hingga terjadi sobekan plak. Bila ini terjadi, plak atau keraknya keluar bekuan darah yang menutup sisa penyempitan tadi," kata Ismoyo saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (18/5/2016).
Menurut dokter yang berpraktik di RS Jantung Harapan Kita tersebut, penyempitan pembuluh darah atau jantung koroner akan menimbulkan gejala seperti sakit dada, gangguan irama jantung, gagal jantung hingga kematian.Â
Masalahnya, kata dia, serangan jantung terjadi tanpa kita bisa duga dan dalam peristiwa apapun. Saat begadang, marah-marah, olahraga, mandi, bahkan saat tidur.
"Untuk itu orang yang mengalami sakit jantung tidak boleh merokok agar plak tidak mudah sobek. Sebab nikotin pada rokok akan mempercepat rusaknya pembuluh darah dan mudah timbul sumbatan yang kita sebut stenosis, terjadi akibat ada plak," pungkasnya.