Liputan6.com, Caracas- Krisis ekonomi dan politik di Venezuela memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakatnya secara mendalam. Salah satunya kondisi miris di beberapa rumah sakit yang ada di negara yang terletak di ujung utara Amerika Selatan ini.
Laman New York Times pada 15 Mei lalu mengungkap, bagaimana hasil jepretan Meridith Kohut mampu membuat orang yang melihatnya terkejut.
Kita bisa tengok Luis Razetti Hospital di Puerto la Cruz, Venezuela yang jauh dari kesan rumah sakit. Terlihat pasien berusaha menyamankan dirinya di tempat tidur yang rusak. Lalu ada pula sebagian pasien yang meringkuk di lantai menunggu mendapatkan pengobatan.
Advertisement
Salah satu pasien Jose Villarroel menunggu beberapa jam tindakan operasi di ruang gawat darurat. Ia memerlukan operasi karena menderita luka tusuk.
Di rumah sakit lainnya, kondisi tak kalah miris juga terjadi. Mereka kekurangan hal-hal penting, seperti antibiotik, cairan infus, dan bahan makanan. Pemadaman listrik pun membuat respirator di ruang bersalin mati. Hal ini membuat beberapa bayi baru lahir meninggal dunia setiap hari.
"Kematian bayi adalah hal yang kami lihat setiap hari," tutur ahli bedah di ibukota negara Caracas, dokter Osleidy Camejo.
Hal ini membuat angka kematian di antara bayi berumur di bawah satu bulan meningkat lebih dari seratus kali lipat di rumah sakit umum yang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan negara ini.
Angka kematian ibu di rumah sakit tersebut pun meningkat hampir lima kali lipat, menurut laporan pemerintah oleh anggota parlemen.
Krisis ekonomi di negara yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro ini membuat hal-hal yang seharusnya ada jadi tidak ada. Sebut saja, sarung tangan dan sabun yang tak ada di beberapa rumah sakit.
Di sudut kota lain, tepatnya Merida kondisi University of the Andes Hospital tak kalah menyedihkan. Di sini, pasokan air bersih amat terbatas, tidak cukup untuk membasuh darah di meja operasi. Dokter yang melakukan bedah operasi membersihkan tangan mereka dengan botol air soda.
"Apa yang terjadi di sini seperti terjadi pada abad ke-19," tutur seorang ahli bedah di rumah sakit, dokter Christian Pino.
Di ibukota negara, hanya ada dua dari lima ruang operasi yang berfungsi J. M. de los Ríos Children’s Hospital.
"Ada banyak orang yang meninggal karena kekurangan obat, anak-anak meninggal karena malnutrisi, sementara yang lain meninggal karena personil medis," tutur dokter bedah di rumah sakit dokter Yamila Battaglini.