Liputan6.com, Jakarta Di tengah padatnya aktivitas belajar, anak membutuhkan waktu untuk mengistirahatkan otaknya. Selain membaca atau menonton televisi, sekarang anak-anak cenderung memilih bermain game di waktu istirahatnya.
Baca Juga
Sayangnya akibat keasyikan bermain game, anak sering kebablasan hingga melalaikan kegiatan wajib lainnya. Menurut Astrid Wen M.PSi, setiap orangtua memiliki kewajiban untuk memberikan aturan waktu bermain game kepada anak-anaknya. Sebab, setiap keluarga memiliki regulasi yang berbeda.
"Nah itu dibalikin lagi dengan kebijakan keluarga atau orangtua masing-masing. Ada yang misalnya ngasihnya hanya saat weekend - ada yang ngasihnya boleh setiap hari tapi hanya per 15 menit. Atau misalnya boleh main sekitar setengah jam di waktu istirahat. Misalnya di saat anak sudah main, sudah makan, dalam artian di waktu bebas anak," ungkapnya kepada Health-Liputan6.com, Rabu (25/05/2016).
Advertisement
Mungkin sebagian orangtua memberikan waktu bermain game kepada anaknya saat anak sudah selesai belajar. Tetapi menurut Astrid hal tersebut bukanlah cara ideal mengatur jam bermain game anak.
"Jadi sebenernya bukan berarti harus abis belajar baru boleh main, bukan. Karena kalau begitu kesannya belajar jadi buruk," tegas Astrid.
Dengan memberlakukan aturan waktu bermain game kepada anak, menurut Astrid anak akan terbiasa atau mampu mengatur dirinya sendiri untuk tidak selalu memenuhi apa yang mereka inginkan.
"Anak jadi belajar untuk mengerem keinginannya untuk tidak pada saat itu juga harus dipenuhi--untuk tidak saat itu juga ia harus puasin hasrat atau egonya dia (untuk bermain game). Karena kan anak itu perlu belajar untuk enggak semua keinginannya itu dipenuhi. Dan anak juga perlu belajar ada saat-saat terbaik untuk menikmatinya," tutupnya.