Liputan6.com, Jakarta Dokter sekaligus selebriti Lula Kamal amat penasaran dengan ungkapan bahwa merokok bisa memunculkan kreativitas. Ia pun berusaha mencari studi yang mendukung hal itu. Ternyata tidak ada studi yang mengatakan seperti itu.Â
"Saking penasarannya saya sampai mencari studi-studi ilmiah dan ketemu. Ternyata tidak terbukti merokok bisa membuat kreativitas lebih baik. Memang kandungan dalam rokok itu yang mengurangi stres," tutur Lula saat memandu talk show puncak acara "Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2016" di Jakarta (31/5/2016).
"Tapi kan untuk mengurangi stres masih banyak cara lain, bukan dengan merokok. Banyak kok cara yang lebih sehat dan murah agar tidak stres," tegasnya lagi.
Advertisement
Salah satu kandungan dalam rokok yakni nikotin memang mampu memberikan rasa nyaman di otak. "Nikotin akan masuk ke dalam darah dan diteruskan ke otak dalam waktu empat hingga 10 detik saja. Di otak, nikotin akan berikatan dengan reseptor dan melepaskan dopamin. Inilah kenapa rokok memberikan rasa nyaman," tutur dokter spesialis paru, Feni Fitriani Taufik.
Nikotin juga yang membuat seseorang jadi ingin merokok lagi dan lagi. Padahal jika seseorang menjadi perokok aktif risiko aneka penyakit akan datang, sebut saja kanker paru, kanker laring, penyakit jantung, stroke di Amerika Serikat saja, tiga penyebab kematian teratas -- kanker paru, penyakit jantung iskemik, dan penyakit paru obstruksi kronik-- disebabkan gara-gara rokok.
Tentu, Anda tidak mau mengakhiri hidup dengan aneka penyakit akibat rokok tersebut bukan?Â