Liputan6.com, Jakarta - Seiring bertambahnya usia jumlah testosteron di tubuh pria makin menurun. Namun pada pria dengan penyakit diabetes penurunannya akan menukik lebih cepat.
"Setelah pria berusia 40 tahun terjadi penurunan jumlah testosteron sekitar 2-3 persen setiap tahunnya. Namun penurunan jumlah testosteron makin dipercepat dengan adanya penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi," tutur dokter spesialis andrologi Johannes Soedjono.
Baca Juga
Penurunan jumlah testosteron terjadi dengan cepat pada diabetesi karena sensitivitas insulin menurun. Hal ini membuat leptin (hormon nafsu makan) meningkat sehingga terjadi resistensi leptin. Kondisi tersebut berdampak pada bagian otak yakni hipotalamus.
Advertisement
"Bila hipotalamus terhalang akan menurunkan kerja Gonadotropin Relasing Hormone (GnRH) yang menyebabkan turunnya produksi testosteron," tutur dokter Johannes dalam acara 'Diskusi Media Bayer Seputar Masalah Intim Lekaki' di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Penurunan hormon testosteron yang dalam istilah medis disebut hipogonadisme akan membuat kualitas kehidupan pria ini jadi kurang baik. Keluhan yang paling sering dilontarkan adalah hilang atau turunnya gairah seksual, depresi, hingga anemia.
Oleh karena itu dokter Johannes menyarankan bagi para diabetesi untuk melakukan pengecekan kadar testosteron. Jika memang terjadi penurunan hormon, bisa dilakukan sulih terapi testosteron yang membantu mengembalikan jumlah testosteron ke level normal.